BANJARMASIN, shalokalindonesia.com– Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan menggelar Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 dengan tema “Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional.”
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan nasional PTBI di Jakarta, yang menampilkan arahan langsung dari Presiden RI, Prabowo Subianto, dan pemaparan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya menjaga stabilitas mata uang dan mempercepat transformasi ekonomi untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Presiden memuji sinergi Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menghadapi tantangan global. “Kita perlu bekerja bersama, melibatkan semua sektor dan keahlian, untuk mencapai visi besar bangsa kita,” tegasnya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga mengungkapkan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diperkirakan akan mencapai 4,8-5,6% pada 2025 dan meningkat menjadi 4,9-5,7% pada 2026.
Stabilitas inflasi yang diproyeksikan pada kisaran 2,5±1% menjadi indikator positif dari sinergi kebijakan moneter, fiskal, dan program seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Transformasi ekonomi akan diarahkan pada digitalisasi, pendalaman pasar keuangan, dan penguatan ekonomi berkelanjutan.
Prestasi dan Tantangan di Kalimantan Selatan
Di tingkat regional, Kalimantan Selatan mencatat pencapaian penting seperti penghargaan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terbaik tingkat provinsi dan kota.
Program seperti padi apung dan cabai apung menjadi inovasi yang efektif menjaga stabilitas harga di daerah. Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalsel, Bimo Epyanto, menegaskan bahwa kolaborasi erat antara pemerintah, Bank Indonesia, dan mitra strategis menjadi kunci dalam mempertahankan stabilitas ekonomi lokal.
Agus Dyan Nur, Staf Ahli Pemprov Kalsel, menambahkan bahwa inisiatif seperti cetak sawah baru dan pengembangan energi hijau, seperti PLTA di Tanah Bumbu, menunjukkan komitmen daerah terhadap keberlanjutan ekonomi.
“Transformasi hijau adalah kebutuhan yang tidak bisa ditunda. Ini adalah arah strategis untuk masa depan Kalimantan Selatan,” jelasnya.
Potensi pariwisata dan hilirisasi sumber daya alam terus dikembangkan untuk meningkatkan daya saing ekonomi Kalimantan Selatan.
Upaya seperti pengembangan Geopark Meratus sebagai destinasi wisata kelas dunia dan hilirisasi batubara serta kelapa sawit diyakini mampu memberikan dampak ekonomi signifikan.
Bank Indonesia Kalimantan Selatan berkomitmen memperkuat ekonomi daerah melalui digitalisasi, inklusivitas keuangan, dan pertumbuhan rendah karbon. Sinergi kebijakan dan inovasi menjadi elemen kunci dalam mendukung target nasional menuju Indonesia Emas 2045.
Melalui kerja sama yang solid antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, dan masyarakat, Kalimantan Selatan siap memainkan peran strategis dalam transformasi ekonomi nasional, menuju masa depan yang lebih stabil, berkelanjutan, dan inklusif. (rls)