BANJARMASIN, shalokalindonesia.com- Kompleks Gereja Hati Yesus Yang Maha Kudus, Banjarmasin menjadi saksi sebuah pertemuan istimewa.

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Selatan, berkolaborasi dengan Keuskupan Banjarmasin dan LK3 Banjarmasin, menyelenggarakan dialog teologis bertema “Membangun Persaudaraan Sejati Atas Dasar Kemanusiaan.” Acara ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga menggugah kesadaran akan pentingnya persaudaraan dalam kehidupan yang beragam.

Dialog ini digelar dalam rangka menyambut kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada bulan September 2024. Lebih dari 80 peserta hadir untuk mendengar dan berbagi pandangan.

Romo Yusuf, mewakili Keuskupan Banjarmasin, membuka diskusi dengan menekankan pentingnya persaudaraan sejati, seperti yang diuraikan dalam Ensiklik Paus “Fratelli Tutti”.

Menurutnya, semangat persaudaraan ini sejalan dengan ajaran Santo Fransiskus Asisi, yang menekankan kasih sayang kepada sesama, tanpa memandang jarak dan waktu

.Ketua FKUB Kalimantan Selatan, Ilham Masykuri Hamdie, menambahkan bahwa dialog adalah kunci untuk menjalin persaudaraan erat.

“Kita semua berasal dari nenek moyang yang sama, dan dialog adalah jembatan untuk mengatasi segala perbedaan,” ujarnya.

Diskusi dipandu oleh Noorhalis Majid, Ketua Bidang Dialog FKUB Kalimantan Selatan, dan menghadirkan narasumber dari berbagai agama, yakni RP Ruben Basenti Moruk dari Katolik, Dr. Muhammad Iqbal dari Islam, dan Ida Istri Shridewi Lakhsmi dari Hindu.RP Ruben Basenti memulai dengan refleksi tentang kepemimpinan Paus Fransiskus yang sangat peduli pada kemanusiaan dan lingkungan.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya dialog dalam membangun persahabatan sosial, sebuah nilai yang tidak bisa ditawar.Dr. Muhammad Iqbal, dalam pandangannya, mengungkapkan konsep “ukhuwah basariah” atau persaudaraan kemanusiaan.

Ia mengutip Jalaluddin Rumi, yang menyatakan bahwa seluruh alam ini bersaudara, dan perbedaan hanyalah ilusi.Sementara itu, Ida Istri Shridewi Lakhsmi menjelaskan tentang prinsip Ahimsa dalam ajaran Hindu, yang menekankan nir-kekerasan dan kasih sayang sebagai cara untuk mengatasi konflik.

Menurutnya, dalam setiap diri manusia terdapat Tuhan, sehingga setiap tindakan harus mencerminkan kebaikan.

Dialog ini memunculkan berbagai pertanyaan dan tanggapan dari peserta, termasuk tentang pengaruh aliran transnasional, definisi persaudaraan sejati, hingga tantangan dalam membangun persaudaraan di tengah isu politik dan agama yang kerap memanas.

Para narasumber menanggapi dengan pandangan mendalam. Romo Ruben mengingatkan bahwa citra Allah dalam diri manusia seharusnya menjadi pesan damai bagi semua makhluk.

Dr. Iqbal menegaskan bahwa meskipun konflik tidak akan pernah hilang, agama harus berperan dalam menegakkan keadilan dan menjaga harmoni.

Ida Sri menutup dengan pesan bahwa agama seharusnya menjadikan manusia lebih baik, bukan menjadi alat politi

Dialog ini mengingatkan kita semua akan pentingnya persaudaraan dan dialog dalam membangun kedamaian, baik di tingkat lokal maupun global. Sebuah pelajaran berharga bagi Indonesia, negara yang kaya akan keberagaman dan semangat gotong royong.

Iklan

Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *