BANJARBARU, shalokalindonesia.com– Gubernur Kalsel Sahbirin Noor melalui Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, drh. Suparmi mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi secara daring pada Senin (12/6).
Rakor yang dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian ini diisi dengan paparan dari sejumlah sektor terkait, yakni Deputi 2 Kepala Badan Pangan Nasional, Dirjen Perdagangan dalam Negeri dari Kementerian Perdagangan, Direktur Statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS), perwakilan Kementerian Pertanian, Sesjamdatung dari Kejaksaan Agung, serta Staf Ahli Panglima TNI.
Dari sejumlah paparan yang telah disampaikan, Tito menyampaikan bahwa harga barang dan komoditas relatif terjaga, namun ada beberapa komoditas yang memerlukan perhatian.
“Beberapa komoditas memerlukan perhatian, seperti telur ayam ras dan daging ayam ras”
Kenaikan harga ini juga telah disampaikan oleh Direktur Statistik, Windhiarso Putra yang memaparkan bahwa sejumlah komoditas memang mengakibatkan Indeks Perkembangan Harga (IPH) naik sebesar 11 persen.
“Kenaikan IPH di minggu pertama Juni paling tinggi adalah komoditas daging ayam ras diikuti telur ayam ras, cabai merah, cabai rawit dan seterusnya,” sampainya.
Menurut Tito, pesan Presiden adalah, harga boleh naik untuk menyenangkan petani jagung dan peternak, namun jangan sampai memberatkan masyarakat atau konsumen.
Oleh karena itu dirinya menghimbau agar masing-masing daerah dapat memonitor kenaikan harga tersebut.
“Tolong monitor daerah masing-masing, terutama yang harganya terlalu tinggi, tolong distabilkan. Naik boleh, tapi jangan sampai memberatkan konsumen atau masyarakat,” pesannya.
Selain itu, Tito juga berpesan tentang perlunya kewaspasaan akan kemungkinan kekeringan yang akan mempengaruhi produksi pertanian.
Lebih lanjut, menuju Idul Adha, Tito berpesan untuk melaksanakan antisipasi akan kemungkinan demand(kebutuhan) pangan yang akan naik, termasuk hewan kurban yang perlu diantisipasi supaya ada ketersediaan.
Adapun untuk angka inflasi nasional masih terjaga di 4 persen pada bulan Mei 2023.
Namun dirinya berpesan agar jangan cepat berpuas diri karena itu belum mencapai target yang diinginkan oleh Presiden di angka 3 persen.
Sejumlah daerah yang angka inflasinya dibawah nasional adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2,41 persen, Kota Tanjung Pinang 2,3 persen dan Kabupaten Indrahilir 2,51 persen.
Sedangkan daerah yg memerlukan atensi, adalah Provinsi Maluku 5,06 persen, Kota Ternate 5,71 persen dan Kabupaten Sumenep 5,44 persen.
Adapun untuk angka inflasi M to M (month-to-month) nasional adalah 0,09 persen.
Ditemui usai rakor, Suparmi menyampaikan bahwa untuk inflasi di Kalsel sendiri masih sama aman.
“Alhamdulillah kalau untuk Kalsel sama ya dengan bulanan 4,74 persen dan untuk nasional tetap di angka 4 persen, meski ada beberapa komoditas yang harganya tinggi, itu memang sedang naik di nasional, bukan hanya di Kalsel, ”
Selain itu dirinya menyampaikan harapan agar inflasi di Kalsel terus terkendali di minggu ketiga dan keempat Juni sampai awal Juli, dan agar dapat menyentuh angka yang sama dengan angka nasional
Menurutnya, Kalsel secara month to month memang sudah deflasi, sudah di angka minus 0,05 persen.
“Ini suatu hasil kerja keras TPID yang gencar melaksanakan operasi pasar dan pasar murah di tempat-tempat yang disurvey oleh BPS, seperti Tabalong, Kotabaru, Banjarmasin dan juga peran-peran di luar daerah survey yang melakukan aktifitas pasar murah, operasi pasar dan lain-lain,” sampainya. (shalokalindonesia.com/rls)
Editor: Erma Sari, S, pd
Ket foto: rapat koordinasi. (Foto: Adpim Kalsel)