
SHALOKAL. INDONESIA, JAKARTA-, Menteri Magno mengatakan merupakan sebuah kehormatan besar dan keistimewaan bagi dirinya untuk pertama kali berpartisipasi dalam pertemuan ACC.
“Ada sebuah pijakan yang sangat penting dalam perjalanan panjang kami untuk menjadi bagian dari keluarga besar komunitas ASEAN. Kami makin percaya diri untuk merealisasikan mimpi kami untuk berbagai visi dari ASEAN, yakni satu visi, satu identitas, dan satu masyarakat,” tutur Adajilza.
Adajilza menambahkan negaranya berterima kasih kepada semua negara anggota ASEAN karena telah memberi status negara peninjau kepada Timor Leste. Dia menekankan merupakan keinginan dari seluruh rakyat Timor Leste agar negaranya menjadi anggota ASEAN.
Menurut Adajilza, keinginan Timor Leste menjadi anggota ASEAN bukanlah hal yang mustahil. Dengan optimisme dan dedikasi kuat, menurutnya, negaranya kini berada di jalur yang tepat untuk menuju ke arah sana
Dia mengakui untuk sampai ke tahap itu, Timor Leste tidak berusaha sendirian, tetapi ditopang oleh semua negara anggota ASEAN. Timor Leste akan terus mendukung ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dan stabilitas, katanya.
Timor Leste dan ASEAN memiliki kepentingan, tantangan, dan tanggung jawab bersama bagi kawasan. Dia berharap ASAN terus memandu Timor Leste untuk bisa menjadi anggota penuh.
Pengamat ASEAN dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Faudzan Farhana menjelaskan selama ini memang tidak ada penolakan tegas dari ASEAN terhadap lamaran yang diajukan Timor Leste pada 2011 untuk menjadi anggota ASEAN.
Dia menambahkan ASEAN menerapkan empat syarat bagi negara yang ingin bergabung, yakni kedekatan geografis, persetujuan semua anggota, pematuhan piagam ASEAN, dan kemampuan dan kemauan untuk memenuhi komitmen-komitmen ASEAN.
Menurut Farhana, lambatnya penerimaan permintaan Timor Leste untuk menjadi anggota karena ada negara ASEAN yang mengkhawatirkan masuknya negara kecil itu akan memunculkan masalah
Lamanya proses Timor Leste diterima atau bergabung itu lebih beratnya di faktor pertahanan keamanan yang dimiliki oleh Timor Leste maupun isu-isu ekonomi, yang kemudian bagi negara-negara anggota ASEAN memandang jika (Timor Leste bergabung), akan menjadi masalah kita,” kata Farhana.
Farhana mengungkapkan banyak negara khawatir jika Timor Leste tidak bisa mensejajarkan perkembangan ekonominya dengan negara-negara ASEAN lainnya, maka Timor Leste bisa menjadi penghambat kemajuan kawasan ASEAN. Apalagi, katanya, pertumbuhan ekonomi Timor Leste sejak merdeka lambat sekali. (si/voa)
Editor; erma Sari, S. Pd
Ket foto:
Menlu Timor Leste Adaljiza Albertina Xavier Reis Magno hadiri pembukaan 32nd ASEAN Coordinating Council Meeting,Jumat (3/2).(VOA/Indra Yoga)