JAKARTA, shalokalindonesia.com– Sistem pendidikan di Indonesia dinilai masih terlalu berorientasi pada teori, dengan sedikit perhatian terhadap praktik nyata yang relevan dengan kebutuhan siswa.

Hal ini menyebabkan bakat dan minat anak kurang teridentifikasi dan terasah sejak dini, sebuah kondisi yang menghambat pengembangan sumber daya manusia berkualitas.

Menurut data, Indonesia tertinggal hingga 20 tahun dibandingkan negara maju dalam hal pengembangan pendidikan berbasis bakat dan minat.

Sistem yang monoton dianggap tidak mampu mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan.

Kesenjangan Antara Teori dan Praktik
Pakar pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan yang hanya berfokus pada teori membuat siswa kehilangan motivasi dan kreativitas.

“Bakat dan minat bukan hanya pelengkap, tetapi inti dari pendidikan yang efektif,” ujar Dr. Sri Wulandari, seorang pakar pendidikan anak.

Ia menambahkan bahwa pengembangan bakat dan minat sejak dini memberikan banyak manfaat, termasuk meningkatkan kepercayaan diri, motivasi, serta pengalaman belajar yang bermakna.

Langkah Strategis untuk Perubahan
Untuk mengatasi persoalan ini, sejumlah langkah strategis diusulkan:
1. Observasi dan Identifikasi: Orang tua dan guru harus proaktif mengamati minat dan potensi siswa melalui kegiatan sehari-hari.
2. Eksplorasi Aktivitas: Anak-anak perlu diberi kebebasan untuk mencoba berbagai kegiatan yang diminati, seperti seni, olahraga, atau teknologi.
3. Pendidikan dan Pelatihan Khusus: Fasilitas pendidikan formal dan informal harus diarahkan pada pengembangan minat dan bakat siswa.

Implementasi Kurikulum Merdeka dianggap sebagai salah satu upaya untuk menjembatani kesenjangan ini. Kurikulum tersebut mendorong pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan individu siswa dan lebih fleksibel dalam pengembangan potensi mereka.

Perubahan untuk Masa Depan
Pengamat pendidikan menekankan bahwa pengembangan bakat dan minat harus menjadi prioritas.

“Ini bukan hanya soal aturan ketat seperti seragam atau rambut, tetapi bagaimana kita membentuk masa depan anak-anak kita,” ungkap Dr. Wulandari.

Masyarakat berharap reformasi pendidikan ini segera menjadi fokus pemerintah.

Dengan sistem yang mendukung, Indonesia diharapkan mampu mencetak generasi muda yang siap bersaing secara global dan membawa perubahan positif bagi bangsa.

“Pendidikan berbasis bakat dan minat adalah investasi jangka panjang. Sudah saatnya kita mengubah paradigma demi masa depan yang lebih cerah,” tutup Dr. Wulandari.

Penulis: Rasyida Dzika Nugrafitra
Editor: Nanang

Iklan

Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *