SHALOKALINDONESIA.COM, BANJARMASIN- Puluhan UMKM meramaikan penyelenggaraan Pekan Tilawatil Qur’an (PTQ) RRI. Beragam produk dan makanan dijual dengan harga terjangkau. Salah satu Pelaku UMKM Emma Yuliati dari Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) Kecamatan Banjarmasin Timur yang menaungi 9 Kelurahan di Kecamatan tersebut. Sedangkan produk yang ditawarkan, beraneka ragam, termasuk jamu dan madu.
“Kami ada yang kering dan basah, minuman jamu, madu dan camilan-camilan kering,” jelas Emma, di Standnya di Halaman RRI Banjarmasin, Rabu (22/3/2023) siang.
Dikatakan, stand mereka buka setiap hari di Kecamatan Banjarmasin Timur yang dibuka dari Senin sampai Kamis.
“Untuk hari ini alhamdulillah, ada saja yang beli. Alhamdulillah,” katanya, mengenai kegiatan di Halaman RRI Banjarmasin ini.
Sedangkan untuk Pasar Wadai Ramadhan di Siring Nol Kilometer nantinya, kata Emma, pihaknya memang ada buka stand dan setiap ada event juga buka.
“Makanya kenapa kami buka di sini? Karena setiap ada kesempatan, jadi kami buka di sini,” tambah Emma. Sedangkan kegiatan ke luar daerah, juga sudah pernah diikuti pihaknya, seperti ke Tanjung dan produknya ada juga dibawa ke Jakarta, karena mewakili PKK.
Sementara itu, Novianti dari Dapur Yusfa Gandaria II Kebun Bunga Banjarmasin, menawarkan Kue Kering dan Mie Merah. Sedangkan produk kawan-kawannya yang yang lain, yang berada dalam stand itu, dengan produk seperti Susu Murni,Telur Bebek, juga Kurma, dan segala macam, lengkap produknya, juga ada Sasirangan. Pihaknya dari Gerakan Ekonomi Kreatif Indonesia (Gekrindo) Banjarmasin. Yang merupakan UMKM Kreatif Banjarmasin.
“Kalau produk dari saya Dapur Yusfa berupa Kue Kering, dia sudah halal (sertifikat halal). Produk lain macam-macam. Semua produk ada di sini. Ada Madu, Bolu, Bingka, Kue Kelemben Bahari itu. Macam-macam. Karena memang rata-rata UMKM ini produknya kuliner, cuma jenisnya macam-macam. Kami 4 stand. Satu stand diisi 6 orang,” ungkap Novianti.
Sedangkan menyinggung bahan-bahan pembuat kuliner yang mulai naik, diantisipasi dengan tidak menaikkan harga barang, walaupun untungnya menipis.
“Kalau harga kami berusaha mempertahankan harga yang ada, kualitas yang ada, cuma meminimalis untuk keuntungan, supaya konsumen itu tetap balik pada kita untuk beli,” Novianti menambahkan.
Hal ini dilakukan sementara ini, karena kondisi saat ini dirasakan Novianti, ekonomi mulai membaik, yang sebagian perlu produknya, cuma agar orang bisa tetap beli, tidak bisa dinaikkan harganya dan itu dipahami olehnya, karena dirinya dan teman-teman Pelaku UKM juga berada di kondisi tersebut.
Untuk kegiatan Pasar Ramadhan tahun ini, pihaknya kata Novianti, tidak bisa ikut serta karena harga stand yang cukup mahal 3 juta rupiah dan bagi Pelaku UKM, nilai demikian besar sekali, sedangkan dirinya memulai usaha itu dengan modal 300 ribu rupiah. Dan selama ini untuk Pasar Ramadhan, juga belum pernah ada yang gratis standnya. Kecuali katanya Pemerintah memberikan beberapa stand khusus yang gratis untuk mereka.
Demikian juga Pasar Murah, tidak bisa ikut serta, karena biaya stand yang masih mahal. Selama ini diakuinya ada dari Dinas Koperasi maupun dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Banjarmasin yang memberikan stand gratis, cuma satu stand dibagi untuk beberapa orang. (shalokalindonesia.com/jn)
Editor: Erma Sari, S. pd
Ket foto: puluh stand UMKM. (foto: jn)