SHALOKAL. INDONESIA, BANJARMASIN- Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali melaksanakan program meningkatkan ketrampilan untuk kesejahteraan masyarakat, kali ini khusus untuk masyarakat di Bumi Ije Jela Kabupaten Barito Kuala, Kamis, (23/2/2023).
Kegiatan ini adalah turunan dari Program dari Perpustakaan Nasional RI, yang dikenal program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, yang bertujuan untuk memperkuat peran perpustakaan umum dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sehingga kemampuan literasi meningkat yang berujung kepada peningkatan kreativitas dan kesejahteraan masyarakat.
Seperti yang sering disampaikan oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Prov. Kalsel Ibu Nurliani atau yang sering dikenal dengan panggilan akrabnya Bunda Nunung saat ini perpustakaan selain menyediakan sumber-sumber bacaan untuk mengali
informasi dan pengetahuan juga memfasilitasi masyarakat dengan berbagai kegiatan pelatihan dan keterampilan yang bertujuan untuk pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat.
Seperti kita ketahui di Kamis terakhir Bulan Februari ini di Aula Dinas Perpustakaan dan Perpustakaan Kabupaten Barito Kuala (Disperpusip Kab. Batola) telah dilaksanakan Pelatihan Pengembangan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dengan Tema “Pemanfaatan Gulma Lahan Basah (Purun Tikus/Purun Danau) Untuk Kesejahteraan masyarakat Batola”
Acara ini dibuka oleh Kabid Pelayanan dan Pembinaan Perpustakaan Dispersip Prov. Kalsel Bapak Wildan Ahyar, SE., M.Si, pada sambutannya Wilda mengatakan bahwa
SIAPA tak kenal tananam Purun. Purun adalah merupakan gulma lahan gambut yang biasa tumbuh di rawa dengan berbagai manfaat. Kita ketahui Kab. Barito Kuala merupakan salah satu Kabupaten Penghasil Purun di Kalimantan Selatan yang tersebar dibeberapa kecamatan.
Masyarakat Kalimantan Selatan telah menggunakan purun sebagai bahan baku untuk kerajinan tangan inilah yang menjadi dasar kami mengangkat tema hari ini, ujar Wildan.
Wildan pun mengatakan ini adalah kegiatan Pengembangan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial ketiga yang kami laksanakan, dalam waktu dekat kami akan melaksanakan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Utara, kegiatan ini kami laksanakan di awal tahun anggaran agar menstimulasi untuk Perpustakaan Kab/Kota di Kalimantan Selatan agar dapat langsung di implementasikan serta diharapkan dapat menjadi role model kegiatan untuk teman-teman di Kab/kota, jelas Wildan
“Alhamdulillah acara ini dihadiri oleh ibu Suharyanti Mujiyat selaku Pj Ketua TP PKK Kabupaten Barito Kuala, pada sambutan beliau mengucapkan terimakasih Kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan sudah diberi kepercayaan untuk melaksanakan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial ini, ” jelasnya
Kata dia, kerajinan anyaman Purun tikus dan Purun Danau merupakan komoditas unggulan daerah Kabupaten Barito Kuala, sudah seharusnya para masyarakat di Bumi Ija Jela ini memiliki keterampilan dalam menganyam Purun yang kemudian dibuat menjadi aneka kerajinan, kita harus bangga memakai produk-produk kerajinan daerah kita sebagai identitas warga Barito Kuala, kegiatan ini mendukung program UP2K (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga) yang merupakan salah satu Program Pokja II PKK, UP2K ini adalah program pemberdayaan ekonomi masyarakat baik yang telah memiliki usaha maupun belum.
“Melalui program ini masyarakat didorong agar mampu mandiri secara ekonomi, jelas Bu Yanti yang saat ini juga sebagai kepala UPT Taman Budaya Kalimantan Selatan, ” tuturnya.
Terpisah, Kepala Disperpusip Kab. Batola, Siti Aminah mengatakan bahwa peserta kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 50 peserta dari berbagai lintas sektor yaitu para Kader PKK, ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan, pengelola perpustakaan Desa, Perpustakaan sekolah, komunitas literasi, para pustakawan, tokoh masyarakat dan undangan lainnya.
Tri Patimah, S.Pd seorang pengrajin anyaman Purun Batola yang juga sebagai narasumber acara ini mengatakan bahwa Berdasarkan hasil penelitian, purun memiliki kemampuan digunakan sebagai bahan kerajinan karena sifatnya yang awet dengan kandungan lignin sebanyak 26.4 persen dan kandungan selulosa sebanyak 32.62 persen.
“Produk yang dihasilkan antara lain tikar, topi, keranjang, tas, bakul, dan lain-lain. Dibandingkan purun tikus, purun danau paling banyak digunakan sebagai bahan baku anyaman karena lebih kuat dan tidak mudah putus. Nah, purun tikus, di Kabupaten Batola telah disulap menjadi beberapa kerajinan khas, seperti tas, tikar dan tempat tisu, ” tandasnya. (Si)
editor: Erma Sari, S. Pd
Ket foto: Pelatihan purun. (Foto: si)