BANJARBARU, shalokalindonesia.com– Suasana berbeda terlihat di Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru pada Kamis (5/10) pagi menjelang siang.
Sebanyak 208 peserta dari berbagai usia, mulai bayi, anak, dewasa hingga lansia berumur 70 tahun pun mengikuti tradi Baayun Maulid.
Tradisi Baayun Maulid adalah tradisi khas masyarakat Banjar Kalsel dengan mengayun bayi atau anak sambil membaca syair maulid. Baayun mulud dilaksanakan untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Robiul Awal.
Ayunannya pun dihias sedemikian rupa dan menarik untuk dinaiki.
Di akhir kegiatan juga dilaksanakan tradisi tapung tawar.
Gubernur Kalimantan Selatan, H. Sahbirin Noor atau Paman Birin melalui Husnul Khotimah, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM mengajak kembali menyegarkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT melalui peringatan maulid.
“Dengan peringatan maulid, kita segarkan kembali keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta perenungan kita akan sejarah perjuangan Rasulullah SAW,” sampai Paman Birin.
Melalui peringatan maulid, Paman Birin juga mengajak untuk menggelorakan syiar dan dakwah Islam ke seluruh penjuru daerah.
Peringatan kelahiran Rasulullah SAW ini memang hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat Kalsel yang bergelar Babussalam ini.
Hal ini menggambarkan semaraknya kehidupan religius dan islami yang kental bagi masyarakat Kalimantan Selatan.
Paman Birin juga menyampaikan bahwa peringatan maulid yang disertai prosesi Baayun Maulid perlu dipelihara dan dilestarikan.
“Peringatan maulid yang disertai proses Baayun Maulid merupakan salah satu bentuk kegiatan maulid yang perlu kita pelihara dan dilestarikan keberadaannya,”
Paman Birin juga berpesan agar jangan sampai tradisi ini kehilangan makna, terutama makna kecintaan dan penghormaran terhadap Nabi Muhammad SAW.
“Tradisi yang sangat baik ini kita harapkan jangan sampai kehilangan makna, terutama makna kecintaan dan penghormatan kita terhadap Nabi Muhammad SAW yang menorehkan sejarah amat besar di muka bumi ini.”
Peringatan maulid ini juga diisi dengan tausyiah yang disampaikan oleh Tuan Guru Supian Al-Banjari.
Dalam tausyiahnya, beliau secara sinngkat menyampaikan sejarah singkat orang tua serta proses kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Guru Supian menceritakan bahwa Ibunda Nabi Muhammad SAW, Siti Aminah, didampingi oleh empat orang wanita mulia ketika akan melahirkan.
Keempat orang itu adalah, Hawa istri Nabi Adam AS, Sarah istri Nabi Ibrahim AS, Asiyah binti Muzahim(istri Firaun) dan Siti Maryam ibunda Nabi Isa AS.
Keempat wanita mulia ini pun mendampingi dan membantu proses lahirnya Nabi Muhammad SAW, sembari mengucapkan “Sebentar lagi kamu akan melahirkan manusia yang paling mulia di muka Bumi ini,”.
Nabi Muhammad SAW pun kemudian lahir, dalam keadaan bersih dan bersujud. Beliau juga sudah dikhitan, dan dimatanya sudah tergambar celak.
Sementara itu, Kepala Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru, Taufik Akbar, mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Paman Birin atas terselenggaranya kegiatan rutin ini.
“Kami mengucapkan ribuan terima kasih kepada Paman Birin yang sudah mendukung terselenggaranya acara ini,” sampainya.
Adapun tujuan kegiatan ini menurut Taupik adalah untuk memuliakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
“Kegiatan ini adalah untuk memuliakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bentuk rasa syukur atas kelahiran teladan umat Islam di seluruh dunia,” ujarnya.
Tradisi baayun ini menurut Taupik dilaksanakan oleh masyarakat Banjar sejak dulu, dengan tujuan memohon keselamatan untuk mereka dan anak-anak mereka.
Kegiatan Baayun Maulid ini diikuti oleh 208 peserta, dengan umur yang beragam.
Mulai dari bayi, hingga yang paling tua adalah lansia berumur 70 tahun.
Di akhir kegiatan juga dilaksanakan tradisi tapung tawar yang dilakukan oleh Tuan Guru Supian Al-Banjari. (shalokalindonesia.com/adpim)
Editor: Erma Sari, S. Pd
Ket foto: Tradisi Baayun Maulid (Foto : M. Alfian Adpim)