DANAU PANGGANG, shalokalindonesia.com- Menyusuri Desa Tampakang yang memiliki budaya serta tradisi yang kaya. Dengan kearifan lokal berpadu harmonis dengan alam, melahirkan kekayaan budaya yang tidak ternilai. Tradisi turun-temurun dilestarikan, mencerminkan kedekatan masyarakat dengan alam dan kearifan mereka dalam mengelola sumber daya alam.
Salah seorang warga Desa Tampakang, Milda wati menjelaskan mata pencaharian setiap masyarakat desa sangat beragam . “Kebanyakan sebagai nelayan yang menjadikan sumber mata pencaharian utama. Selain itu, warga juga mengurus kerbau rawa pribadi, bertani, mengelola kolam ikan, menangkap burung hias pada musim tertentu, hingga merantau ke berbagai daerah bagi para laki-laki,” katanya ketika diwawancarai secara langsung, Jumat (10/5/2024)
Ia menambahkan untuk wanita lebih banyak mengurus rumah tangga atau membuat olahan tangan dari purun.
“Biasanya wanita paruh baya lebih mahir dalam membuat anyaman tangan, seperti tikar purun, tas, dompet dan sebagainya agar bisa dijual ke Dermaga Danau Panggang sebagai oleh-oleh para pendatang dan pesanan dari warga sekitar,” bebernya.
Desa Tampakang memiliki sejumlah tradisi yang kaya dengan makna, nilai budaya dan rasa syukur masyarakatnya yang begitu tinggi. “Dari mayoritas penduduk desa yang berasal dari suku banjar dan beragama Islam. Hal itu yang menjadikan keramahan, kebersihan dan keindahan desa sebagai pedoman utama yang harus dimiliki oleh masyarakat desa.
Salah satu tradisi yang istimewa adalah Selamatan Musim Banjir, sebuah momen penting untuk memohon perlindungan dari ancaman banjir. Kawin Beusung, sebuah tradisi pernikahan adat yang menandai sebuah momen sangat penting maknanya yang menjadi simbol persatuan dan kekeluargaan yang kuat.
Selain itu, adat Mamingit yang merupakan larangan untuk melakukan aktivitas tertentu, seperti mandi, mencuci baju, dan memotong rambut, pada hari-hari tertentu. Kepercayaan ini diyakini memiliki makna spiritual, sebagai sarana untuk membawa keberuntungan dan menghindari marabahaya. (shalokalindonesia.com/Nani)
Editor: Nanang