SHALOKAL.INDONESIA, INTERNASIONAL- Operator tur, pengusaha perhotelan, dan bisnis pariwisata di negara-negara Asia Tenggara tidak diragukan lagi menyambut prospek kembalinya wisatawan Tiongkok.

Namun, setelah melihat bagaimana pandemi COVID-19 melumpuhkan negara mereka termasuk menghantam ekonomi lokal, beberapa pihak memilih untuk berhati-hati.

Zack, seorang operator kapal di Pulau Kapas, Terengganu, sebuah pulau wisata di Malaysia, khawatir jika ia harus menjalani lockdown kembali karena COVID-19.

“Pemerintah harus menutup sementara negaranya untuk turis Tiongkok sampai semuanya kembali normal,” kata Zack kepada BenarNews, yang memilih untuk hanya mengungkapkan nama depannya untuk menghindari publisitas.

“Saya takut ada lockdown lagi,” katanya, seraya menambahkan bahwa tidak ada turis yang akan berkunjung sama sekali jika ada lockdown karena peningkatan infeksi COVID-19.

Pekan lalu, Malaysia mengatakan akan mengetes semua pelancong yang masuk dari demam dan menguji air limbah pada penerbangan yang datang dari China. Mereka yang demam tinggi, atau yang mengalami penyakit pernapasan atau memiliki gejala COVID-19 akan dikirim ke pusat karantina atau ke petugas kesehatan untuk pemeriksaan tambahan.

Sabah dan Sarawak, yang memiliki lebih banyak otonomi daripada negara bagian Malaysia lainnya, namun demikian tidak mengikuti peraturan perjalanan COVID pemerintah pusat Malaysia.

Terletak di pulau Kalimantan dan merupakan tujuan populer turis Tiongkok, Sabah memutuskan bahwa mulai 8 Januari, pelancong dari Tiongkok harus divaksinasi penuh. Mereka juga harus menunjukkan bukti tes COVID negatif dalam waktu 48 jam sebelum keberangkatan mereka ke luar negeri.

Di Thailand, Pornpimol Rungrasmisup, pemilik Thierry Resort di Chiang Mai, mengatakan kepada BenarNews bahwa dia tidak yakin atas kebijakan negaranya terhadap wisatawan dari China.

“Orang China yang pergi keluar negeri adalah hal penting bagi kami, itu berarti bisnis yang bagus,” katanya, mengacu pada fakta bahwa dari hampir 40 juta turis asing yang mengunjungi Thailand pada 2019, lebih dari seperempatnya adalah warga China.

“Tetapi ketika saya mengetahui bahwa tidak diperlukan tes COVID, saya merasa tidak nyaman. Kami ingin menyambut turis China. Chiang Mai sedang mempersiapkan mereka, tetapi saya berharap semua turis dites COVID,” kata Pornpimol.

Otoritas Thailand memperkirakan kedatangan wisatawan tahun ini antara 18 hingga 25 juta, dimana 5 juta diantaranya adalah warga Tiongkok, demikian menurut Kamar Dagang Thailand.

Di Filipina, yang baru-baru ini mengesampingkan pembatasan perjalanan bagi turis asing meskipun kasus COVID-19 melonjak di China, seorang dokter menganjurkan pembatasan ketat bagi pelancong dari Tiongkok.

“Kami perlu meminta turis Tiongkok untuk menyerahkan tes RT-PCR 48 jam sebelum penerbangan dan, tentu saja, mengujinya pada saat kedatangan,” Dr. Tony Leachon, yang meypakan anggota tim yang sebelumnya memberi nasihat kepada pemerintah Filipina tentang COVID- 19, kepada BenarNews.

Sub-varian baru dapat menihilkan semua pencapaian yang telah dibuat Filipina dalam mengendalikan penyebaran COVID-19, katanya.

“Kami tidak dapat menghentikan penyebaran COVID-19, tetapi pengujian pra-keberangkatan dan persyaratan untuk menunjukkan hasil tes negatif saat terbang dari Tiongkok ke Filipina dapat membantu memperlambat penyebaran karena kami berupaya mengidentifikasi dan memahami potensi varian baru.”

Sopir taksi Filipina Marionito Marcos, 58, yang melayani rute dari bandara utama negara itu di Metro Manila mengatakan, “Anda tidak pernah tahu apakah penumpang Anda membawa virus COVID atau tidak. Mereka mungkin carrier, kita tidak tahu,” katanya kepada BenarNews.

“Tetap saja, orang harus bekerja dan bertahan hidup juga. Dan saya yakin selama Anda menerima vaksin, Anda akan baik-baik saja. Ini hal normal baru kami,” kata Marcos. (SI/Benar News)

Editor: Erma Sari, S.Pd
Ket foto: Seorang turis Tiongkok (tengah) mengenakan masker tiba bersama turis lain dari Nusa Penida di dermaga kapal cepat di pulau Serangan di Denpasar, Bali, 27 Januari 2020. [Sonny Tumbelaka/AFP]

Iklan

Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *