BANJARMASIN, shalokalindonesia.com – Tak banyak yang menyangka, di tengah kekacauan besar yang melanda Banjarmasin pada 23 Mei 1997, seorang pemuda yang saat itu berusia 22 tahun menjadi saksi mata sekaligus pengabadinya.

Ichal Iloenx, saat itu warga Jalan Antasan Kecil Barat, Pasar Lama, Banjar Barat (sebelum berubah jadi Banjarmasin Tengah) yang kini tinggal di Kayutangi, Banjarmasin Utara dan sekarang berprofesi sebagai pemimpin perusahaan media online iloenxnews.com yang merekam momen-momen genting dengan kamera pocket Fuji MDL-5 miliknya—kamera jadul yang masih memakai klise film.

Awalnya, Ichal hanya berniat mendokumentasikan Kampanye Akbar Partai Golkar di Lapangan Kamboja, yang kabarnya akan menghadirkan sejumlah tokoh nasional dan selebritas seperti Hellen Sparingga, Doyok, hingga Ketua Umum Pusat KH. Hasan Basri.

Namun takdir berkata lain. Usai salat Jumat, suasana berubah cepat. Massa memanas, kerusuhan meletus.

Berada di tengah kerumunan, Ichal tak bergabung dalam aksi, tapi terus mengabadikan peristiwa dengan kameranya.

Salah satu foto yang berhasil ia tangkap adalah saat gedung Partai Golkar di Jalan Lambung Mangkurat terbakar hebat.

Namun yang paling membekas dalam ingatannya terjadi saat malam menjelang. Masih membawa kameranya dan dibonceng seorang teman yang bernama Ahmad Subaili dengan motor Honda Astrea Grand, Ichal berkeliling kota untuk mengambil gambar lanjutan.

Ia tak sadar, Banjarmasin sedang dalam situasi darurat—jam malam diberlakukan secara spontan.

Di sekitar perempatan Kantor Harian Banjarmasin Post, Jalan Pangeran Samudera dan MT Haryono atau sekarang dikenal sebagai Bundaran Ikan Kelabau, Ichal dihentikan aparat berbaju loreng. Tanpa sempat menjelaskan maksudnya, ia dihajar. Punggungnya luka parah terkena pukulan rotan, kaca depan motor pecah akibat benturan benda tumpul.

“Kejadiannya sangat cepat, saya bahkan tak tahu apa kesalahan saya. Yang saya ingat, saya hanya ingin mengambil foto,” kisah Ichal saat diwawancarai Shalokal Indonesia, Jumat (23/5/2025).

Beruntung, kamera saku yang digenggam erat sepanjang hari itu tidak ikut hancur. Film negatif di dalamnya selamat. Jika saja kamera dan klise itu hilang, dokumentasi sejarah penting dari tragedi tersebut mungkin tidak pernah bisa disaksikan hari ini.

Ichal menjalani perawatan rawat jalan keesokan harinya di Rumah Sakit Islam di Jalan S. Parman Gang Purnama, Banjar Barat. Luka fisiknya perlahan sembuh, namun memori tentang malam itu tak pernah pudar.

Kini, 28 tahun telah berlalu. Ichal berharap kejadian tragis itu menjadi pengingat bagi semua, agar konflik dan kekerasan tidak lagi menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.

“Peristiwa itu cukup terjadi sekali. Biarlah foto-foto ini menjadi saksi bisu, pelajaran bagi generasi yang akan datang,” tutupnya. (er)

Editor: nanang

Iklan

Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *