
JAKARTA, shalokalindonesia.com- Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) membidik industri gim nasional sebagai motor baru pertumbuhan ekonomi.
Sebuah sektor kreatif yang tak hanya menjanjikan nilai ekonomi tinggi, tetapi juga masa depan digital Indonesia yang mandiri dan berdaya saing global.
“Kita paham bahwa industri gim menjadi industri yang cukup, atau bahkan amat besar, dan dengan kecenderungan meningkat terus. Ini tentu kita harapkan juga dalam gerakan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional ke 8 persen. Tentu kita harus lihat juga kontribusi dari industri gim ini yang, menurut kami—dan kemarin kami sudah bicara juga dengan Ekraf—ini salah satu industri yang bisa kita dorong untuk membantu negara mencapai ekonomi menuju pertumbuhan ke 8 persen,” ujar Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam audiensi dengan Asosiasi Game Indonesia (AGI) di kantor Kemkomdigi, Jakarta, Jumat (16/5/2025).
Meutya menekankan perlunya pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pelaku industri. Pemerintah menurutnya tidak hanya melihat potensi industri gim dari sisi ekonomi, tetapi juga berusaha merancang kebijakan yang tepat sasaran melalui dialog langsung dengan pelaku industri.
“Kami percaya perlu memahami kebutuhan dan aspirasi dari para pelaku industri, tidak hanya gim lokal—kita menerima banyak sekali industri di sini—tetapi juga terkhusus hari ini dari gim lokal sebagai kunci untuk sinergi mewujudkan cita-cita pertumbuhan ekonomi nasional tersebut,” ucap Meutya.
Sebagai langkah konkret, Dirjen Ekosistem Digital, Edwin Hidayat Abdullah menyatakan akan meluncurkan program Innovation Hub di tiga kota besar: Jakarta, Medan, dan Surabaya, untuk mendukung pendirian studio baru dan pelatihan talenta. Selain itu, Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) yang akan digelar pada 9–11 Oktober di Bali disiapkan sebagai puncak konsolidasi industri gim nasional.
“Gim ini juga untuk pengembangan. Sebenarnya kami ada program kerja sama, kami menyebutnya innovation hub, mendorong perusahaan-perusahaan baru untuk mengembangkan perusahaan gim dan juga pengembangan talenta,” ungkap Edwin.
Ketua Umum AGI Shafiq Husein mengungkapkan bahwa valuasi pasar gim global saat ini telah mencapai USD187 miliar, dua kali lipat dari gabungan industri film dan musik. Indonesia sendiri mencatatkan nilai pasar sebesar Rp30 triliun, tertinggi di Asia Tenggara dan peringkat ke-15 dunia.
Namun, hanya 2,5 persen dari nilai pasar nasional dinikmati oleh pengembang lokal.
“Saat ini, pemasukan pengembangan gim lokal hanya sebesar Rp750 miliar per tahun atau setara hanya 2,5 persen dari pasar Indonesia sendiri. Berarti 97,5 persen memang larinya ke gim luar. Kemudian, industri lokal juga terhambat untuk akses pendanaan awal agar dapat bersaing dengan produk asing di pasar sendiri,” ungkap Shafiq.
Salah satu momen penting yang dinantikan oleh para pelaku industri adalah IGDX yang akan diselenggarakan pada Oktober 2025 di Bali. Ajang ini menjadi sorotan internasional karena akan dihadiri pemain besar dunia.
“IGDX ini sudah masuk ke peta jalan global, Bu. Bahkan Sony PlayStation untuk pertama kalinya akan hadir tahun ini di IGDX Bali. Steam juga hadir pertama kali datang ke Indonesia itu di acara IGDX juga. Tahun ini, temanya PlayStation,” kata Shafiq.
Meutya pun meminta jajarannya untuk segera memetakan berbagai potensi kolaborasi konkret sebagai tindak lanjut dari dialog dengan pelaku industri.
“Kita masih punya waktu. Jadi sekarang disisir dulu apa yang bisa dikolaborasikan, nanti dilaporkan kepada saya minggu depan untuk diputuskan mana yang bisa kita bantu. Pada prinsipnya tentu kita ingin, dengan keterbatasan di sini, kita ingin sekali bisa membantu dengan ekosistem kita,” pungkas Meutya.