
BANJARMASIN, shalokalindonesia.com- Tak hanya aktif mengajar di kampus, sejumlah pengajar Kampus STIE Pancasetia Banjarmasin juga berpartisipasi dalam sejumlah kegiatan pemberdayaan masyarakat. Salah satunya adalah mendorong penguatan SDM masyarakat di berbagai sektor, sebagai bagian dari tri dharma perguruan tinggi.
Sektor yang mendapat perhatian adalah pariwisata dan ekonomi kreatif.Inilah yang dilakukan Dosen bernama Muhammad Risanta terlibat langsung dalam pembinaan bagi kader-kader penggerak pariwisata berbasis masyarakat atau Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis.
Pria yang merupakan jebolan Magister Manajemen ini pun berbagi tips tata cara mengelola Desa Wisata kepada para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang sebagian besar adalah anggota Pokdarwis se-Kota Banjarmasin, dalam acara bertajuk Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata yang diselenggarakan oleh Dinas Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Banjarmasin, Selasa (03/10/2023).
“Beragam cara bisa kita lakukan bagaimana mengembangkan desa wisata dengan baik dan berkesinambungan. Yang terpenting adalah jalankan dengan program 3S (Solid, Speed dan Smart).Kalau ini bisa diterapkan dengan serius dan semangat Insya Allah, penggerak pariwisata seperti Pokdarwis bisa berkontribusi positif menciptakan Desa Wisata yang baik dan profesional,” kata Risanta saat memberikan pelatihan Pengelolaan Desa Wisata, Kindai Best Western, Banjarmasin, Selasa (03/10/2023).
Menurut pria yang juga Ahli Pers Dewan Pers, yang dimaksud Solid adalah menanamkan kekompakan di dalam organisasi dan kompak menjalankan program yang dijalankan maupun kompak menciptakan pola kerja untuk pengembangan desa wisata. Disatu sisi Speed berarti cepat menangkap peluang dan kesempatan, seiring dengan perkembangan maupun perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan.Kemampuan untuk melihat peluang sebagai ekonomi berbasis kesejahteraan salah satu syarat bagaimana bisa menjalankan dan menjaga kelangsung desa wisata yang diharapkan pula mampu berkesinambungan menarik minat wisatawan untuk berdatangan.
“Sedangkan Smart adalah bagaimana bisa mengelola dengan cerdas, apakah itu manajamennya , termasuk kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi di era digitalisasi. Memang semua itu butuh proses yang bisa membuat industri pariwisata dalam sebuah desa wisata bisa tumbuh dan berkembang dengan baik,” terang Risanta yang juga Humas Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI).
Lebih jauh praktisi pendidikan yang banyak menghabiskan aktivitas di industri pariwisata dan ekonomi kreatif ini menyebutkan Banjarmasin itu memiliki potensi wilayah yang bisa untuk dikembangkan sebagai desa atau kampung wisata.Karena itu peran serta pemerintah dan swasta juga dibutuhkan berkolaborasi membangun satu kawasan dengan melibatkan masyarakat setempat.
“Jangan malu untuk mencontoh keberhasilan daerah lain dalam mengembangkan desa wisata.Salah satu yang bagus itu adalah pengelolaan desa wisata di Desa Pujon Kidul Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kolaborasi anak muda bersama elemen masyarakat yang didukung pemerintah setempat berhasil membangun desa wisata yang berdampak bagi perekonomian desa dan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Tak hanya itu Risanta juga mencontohkan beberapa Desa Wisata yang tumbuh dengan baik dan menginspirasi sekali. Mulai Desa Wisata Blekok, Situbondo, Jawa Timur, yang berawal dari perburuan hewan dan kawasan mangrove yang belum dimanfaatkan maksimal. Kini Desa Blekok tumbuh sebagai satu kawasan destinasi wisata konservasi alam yang diminati wisatawan, untuk melihat beragam spesies burung air mulai Kontul, cengak merah, kuntul kecil, kuntul kerbayu hingga blekok sawah.
“Nah kita khan punya potensi sungai yang luar biasa, pariwisata berbasis sungai memang potensi menjanjikan.Tinggal disupport dan dikembangkan berkesinambungan akan menjadi destinasi berbasis alam yang disukai wisatawan terutama mancanegera. Dan terpenting juga kita bersama-sama membangun dan saling mendukung eksistensi kampung wisata,” demikian Risanta dalam presentasinya yang disambut antusias para peserta pelatihan. (shalokalindonesia.com/rs)
Editor: Erma Sari, S, pd
.