BANJARMASIN, shalokalindonesia.com– Harga sembako di Kalimantan Selatan mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa minggu terakhir. Kenaikan ini mencapai titik tertinggi dalam lima tahun terakhir, menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pelaku usaha. Penyebab utama dari kenaikan ini adalah gangguan distribusi akibat cuaca ekstrem dan peningkatan biaya produksi.

Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kalimantan Selatan selama beberapa bulan terakhir telah merusak infrastruktur transportasi, sehingga menghambat distribusi barang. Beberapa jalan utama yang menghubungkan pusat produksi dan distribusi mengalami kerusakan parah, mengakibatkan keterlambatan pengiriman barang kebutuhan pokok. Selain itu, banjir yang sering terjadi juga merusak lahan pertanian, mengurangi pasokan bahan makanan.

Para pedagang di pasar tradisional mengeluhkan kesulitan mendapatkan stok barang. Sari, seorang pedagang di Pasar Antasari, mengungkapkan bahwa harga beras, minyak goreng, dan gula pasir mengalami kenaikan paling signifikan. “Beras yang biasanya Rp10.000 per kilogram sekarang sudah mencapai Rp14.000. Minyak goreng juga naik dari Rp15.000 menjadi Rp20.000 per liter,” ujarnya.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Perdagangan telah mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan harga sembako. Salah satunya adalah dengan menggelar operasi pasar murah di beberapa lokasi strategis. Kepala Dinas Perdagangan, Ahmad Fathoni, menyatakan bahwa operasi pasar ini bertujuan untuk membantu masyarakat mendapatkan sembako dengan harga yang lebih terjangkau. “Kami berusaha sebaik mungkin untuk mengatasi masalah ini, termasuk bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperbaiki distribusi,” katanya.

Namun, upaya pemerintah ini belum sepenuhnya berhasil mengatasi masalah. Masyarakat masih merasakan dampak kenaikan harga yang signifikan. Seorang ibu rumah tangga, Nurhayati, mengaku terpaksa mengurangi belanja sembako demi menghemat pengeluaran. “Kami harus pintar-pintar mengatur anggaran sekarang. Banyak barang yang tidak bisa dibeli seperti biasanya,” ungkapnya dengan raut wajah cemas

Selain itu, kenaikan harga sembako juga mempengaruhi sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Banyak pelaku UKM yang terpaksa menaikkan harga jual produk mereka atau mengurangi volume produksi karena tingginya biaya bahan baku. Hal ini berdampak pada daya saing dan pendapatan mereka. Pemerintah diharapkan dapat memberikan subsidi atau bantuan untuk meringankan beban para pelaku usaha kecil.

Kenaikan harga sembako ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat Kalimantan Selatan. Diperlukan langkah-langkah strategis dan koordinasi yang baik antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan ini dan memastikan ketersediaan sembako dengan harga yang terjangkau. (shalokalindonesia.com/jn)

Editor: Nanang

Iklan

Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *