
BANJARMASIN, shalokalindonesia.com– Tiga institusi utama dalam bidang keuangan dan perekonomian, yakni Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Selatan, menggelar forum bersama bertajuk Diseminasi Perkembangan Terkini Perekonomian, Fiskal, dan Sektor Keuangan Kalimantan Selatan.
Kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk memotret kondisi ekonomi daerah sekaligus memperkuat sinergi antarinstansi dalam menghadapi tantangan pembangunan.
Dalam forum tersebut, ketiga lembaga memaparkan informasi terkini dari sektor masing-masing: Bank Indonesia menyampaikan kondisi makroekonomi dan inflasi daerah, DJPb mengulas kajian fiskal regional, sementara OJK menginformasikan stabilitas sektor keuangan dan perkembangan literasi keuangan.
Sinergi ini diharapkan mendukung pengambilan kebijakan yang lebih tajam serta mendorong kesejahteraan masyarakat secara luas.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalsel, Fadjar Majardi, melaporkan bahwa perekonomian Kalimantan Selatan tumbuh sebesar 4,81% pada triwulan I 2025.
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan diperkirakan berlanjut hingga akhir tahun dengan proyeksi 4,5%–5,3%.
“Inflasi daerah juga terkendali dan masih dalam batas target nasional,” ujarnya.
Ia juga menyoroti kemajuan digitalisasi di daerah. Transaksi digital seperti penggunaan QRIS menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Namun, inklusi tunai tetap menjadi perhatian agar seluruh kalangan masyarakat mendapat layanan yang adil.
Syafriadi, Kepala Kanwil DJPb Kalsel, mengungkapkan bahwa realisasi anggaran hingga Maret 2025 mencapai Rp8,54 triliun, dengan mayoritas berupa Transfer ke Daerah. Ini menunjukkan kinerja pengelolaan fiskal yang efisien di tengah keterbatasan ruang fiskal nasional.
“APBN masih menjadi tumpuan utama dalam menjaga stabilitas dan mendukung program prioritas pemerintah daerah,” jelasnya.
Di sisi lain, Agus Maiyo dari OJK Kalsel menyampaikan bahwa sektor jasa keuangan tetap stabil dan tumbuh positif. Kinerja perbankan meningkat di berbagai indikator, seperti kredit dan dana pihak ketiga, dengan rasio kredit bermasalah yang terkendali.
Selain itu, edukasi dan layanan perlindungan konsumen terus ditingkatkan. OJK telah memberikan edukasi kepada ribuan warga serta menyediakan berbagai layanan untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan.
Melalui forum ini, ketiga lembaga menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat koordinasi lintas sektor guna mendukung pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan yang lebih inklusif, merata, dan berkelanjutan. .
Sinergi ini diharapkan mampu menghasilkan kebijakan yang tepat guna dan berdampak langsung pada peningkatan taraf hidup masyarakat di seluruh wilayah provinsi. (rls)