BANJARMASIN, shalokalindonesia.com– Upaya pemantauan hilal di Kalimantan Selatan berakhir tanpa hasil. Awan tebal yang menyelimuti langit membuat bulan sabit penanda awal Ramadan tak kunjung terlihat.

Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, Muhammad Tambrin, menjelaskan bahwa tinggi hilal hanya mencapai 3°09′ dengan elongasi 5,72°, belum memenuhi syarat minimal Imkanur Rukyat MABIMS, yakni 3° dan elongasi 6,4°.

“Karena itu, kita masih harus menunggu keputusan sidang Isbat. Namun, masyarakat tetap perlu bersiap jika 1 Ramadan jatuh pada 1 Maret 2025,” ujar Tambrin, Jumat (28/2/2025).

Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Syamsuddin Noor Banjarmasin, Ota Welly Jenny Thalo, mengonfirmasi bahwa kondisi cuaca memang kurang mendukung.

“Langit Kalsel tertutup awan tebal. Berdasarkan radar, hampir seluruh wilayah tidak memiliki celah untuk pengamatan hilal,” jelasnya.

Fenomena ini diperparah oleh faktor cuaca, seperti belokan angin, suhu muka laut yang tinggi (30-33°C), serta meningkatnya penguapan. Ota juga menyebut aktifnya monsun Asia turut berkontribusi dalam pembentukan awan di wilayah tersebut.

“Kondisi ini sebenarnya bukan hal baru, apalagi saat peralihan musim seperti sekarang,” tambahnya.

Dengan hilal yang tak terlihat, seluruh umat Islam di Kalsel kini menanti keputusan sidang Isbat yang akan menentukan awal Ramadan secara resmi. (na)

Iklan

Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *