SHALOKAL.INDONESIA, BANJARMASIN– Tiga negara masing-masing Turki, Filipina dan Mesir menjadi negara tujuan baru untuk komoditas ekspor pertanian asal Propinsi Kalimantan Selatan.

Ketiga negara ini menambah deret negara tujuan ekspor komoditas unggulan produk sawit dan SBW. Tercatat sebelumnya adalah Hong Kong, Tiongkok, India, Singapura dan Vietnam yang menjadi negara pelanggan komoditas pertanian asal Kalsel ini.

“Permintaan produk sawit ke Negara Filipina, Mesir dan Turki ini cukup tinggi karena kebutuhan negara tersebut terhadap bahan baku energi sumber terbarukan yang ramah lingkungan, dan cangkang sawit asal Kalsel telah memenuhi kualitas bahan baku yang dibutuhkan,” kata Nurhartanto, Kepala Karantina Pertanian Banjarmasin melalui keterangan persnya, Jumat (30/12).

Menurut Hartanto, dari sistem otomasi perkarantinaan (IQfast-red) Karantina Pertanian Banjarmasin mencatat hingga November 2022 nilai ekspor komoditas pertanian asal Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) telah mencapai nilai 7,03 triliun rupiah.

Nilai ini didominasi dari sub sektor perkebunan, yaitu produk sawit dan turunannya sebanyak 498 ribu ton dengan nilai 6,2 triliun rupiah. Sedangkan dari sub sektor komoditas hewan didominasi oleh sarang burung walet (SBW) sebanyak 1,5 ton dengan nilai 25,2 miliar rupiah.

Ia menambahkan, pihaknya telah melakukab sertifikasi kegiatan ekspor komoditas pertanian sebanyak 650 kali dengan total volume hingga 539 ribu ton.

“Hal ini tidak terlepas dari sinergi dan kolaborasi yang sangat baik antara Karantina Pertanian, Bea Cukai, Pemerintah Daerah, Pelindo, Angkasa Pura, Garuda Indonesia, dan eksportir sehingga pelaksanaan ekspor di Kalimantan Selatan terus meningkat, tuturnya lagi.

Untuk menjaga kualitas, Karantina Pertanian Banjarmasin memastikan kondisi produk sawit dan SBW tersebut sesuai dengan permintaan negara tujuan dan telah melalui serangkaian tindakan karantina. “Tindakan karantina yang dimaksud meliputi pemeriksaan dokumen dan fisik, pengawasan fumigasi, serta pemeriksaan alat angkut untuk menghindari adanya hama penyakit yang dapat mengurangi kualitas produk yang diekspor,” jelas Nur Hartanto

Komoditas pertanian ekspor unggulan Kalsel meliputi RBD Palm Olein, RBD Palm Stearin, Palm Kernel Oil, Palm Kernel Expeller, Palm Kernel Meal, daun gelinggang, plywood, dan sarang burung walet. Sub sektor perkebunan sawit dan turunannya mendominasi lebih dari 86% dalam hal kontribusi sebagai penyumbang devisa terbesar ekspor di Kalsel.

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ir. Bambang, M.M. mengungkapkan bahwa di tahun 2022 ekspor dari sektor pertanian mengalami peningkatan untuk skala nasional. Hingga Akhir 2022, Ekspor pertanian membukukan transaksi senilai U$D 4,32 miliar rupiah. Meningkat 12,44 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year on year/y-o-y)

“Kinerja ekspor pertanian terus dipacu melalui berbagai program dan kebijakan. Di antaranya program gerakan tiga kali ekspor (Gratieks) maupun peningkatan produksi pangan nasional,” jelas Bambang.

Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL, red) untuk terus meningkatkan ekspor pertanian Indonesia melalui program Gratieks Kementerian Pertanian.

Editor: Erma Sari, S.Pd
Ket foto: kegiatan karantina. (Foto: SI)

Iklan

Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *