JAKARTA, shalokalindonesia.com- Masyarakat Indonesia bereaksi keras terhadap keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Meskipun FIFA tidak merinci secara resmi alasan keputusannya, tetapi penolakan kehadiran timnas Israel ditengarai menjadi salah satu penyebabnya. Benarkah akan ada gangguan jika tim Israel mengikuti pertandingan bergengsi ini?

Federasi Asosiasi Sepak Bola Dunia FIFA memang tidak merinci alasan di balik keputusan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 yang sedianya berlangsung mulai 20 Mei hingga 11 Juni.

Pernyataan tertulis yang dikeluarkan seusai pertemuan Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir, hanya menyebut “karena kondisi-kondisi saat ini.” Namun kuat dugaan isu keamanan menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi keputusan itu, sebagaimana diisyaratkan oleh Gubernur Bali I Wayan Koster dalam surat kepada Menteri Pemuda dan Olah Raga awal Maret lalu.

Sekjen PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto, Senin lalu (27/3) mengungkapkan kepada wartawan “Pak Koster masih trauma dengan kejadian bom di Legian, Badung, Bali. Sebagai pemimpin, beliau menerima masukan terhadap berbagai potensi eskalasi ancaman-ancaman.”

Berbicara pada VOA melalui telpon hari Kamis (30/3), pengamat terorisme yang juga pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian, Noor Huda Ismail, mengatakan memang ada informasi bahwa kelompok sempalan Jamaah Islamiyah akan memainkan isu kehadiran Israel di U-20 ini. Ditambahkannya, posisi semua kelompok teroris di Indonesia adalah membela kepentingan umat Islam, baik itu di dalam dan di luar negeri. Salah satu bentuk pembelaannya adalah serangan bunuh diri.

“Jadi narasi yang berkembang itu di situ di kelompok ini. Jadi siapa yang imannya kuat, dia melakukan aksi (serangan), melakukan pembelaan itu. Anak-anak muda baru selalu begitu kalau kita melihat sejak 2002 sampai per hari ini. Polanya kan begitu, bukan arus utama tapi sempalan-sempalan, orang-orang JI (Jamaah Islamiyah) yang udah pengen jihadi itu digosok sedikit aja kan jadi,” kata Noor Huda.

Meskipun ada potensi serangan, tetapi Noor Huda tidak mengetahui ada tidaknya persiapan serangan bom yang bakal menyasar para pemain atau ofisial dari tim nasional Israel jika jadi berlaga di Piala Dunia U-20.

Kelompok Jamaah Islamiyah, ujarnya, bermain di narasi; terlebih karena mereka memiliki paling tidak 15 sekolah di Indonesia yang mengajarkan ideologi mereka. Sekitar 20 anggotanya hingga kini juga masih berada di Suriah.

Kelompok ini, tambahnya, sekarang dalam posisi menunggu dan memperhatikan situasi dengan seksama. Sebagian pimpinan pusat Jamaah Islamiyah yang berada di luar Indonesia, masih memproduksi dan menyimpan senjata yang siap digunakan.

Namun demikian Noor Huda menegaskan pemerintah Indonesia sebenarnya mampu mengamankan turnamen sebesar Piala Dunia U-20. Sebelumnya aparat keamanan terbukti berhasil mengamankan perhelatan dunia seperti KTT G20 di Bali, November 2022, di tengah memanasnya konflik Rusia-Ukrain. (shalokalindonesia.com/voa)

Editor: Erma Sari, S, pd
Ket foto: Pengamat terorisme Noor Huda Ismail Ph.D dalam tangkapan layar. (Foto: VOA/Nurhadi)

Iklan

Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *