
PELAIHARI, shalokalindonesia.com– Pemerintah Kabupaten Tanah Laut melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerind) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Rencana Tenaga Kerja (RTK) Makro sebagai upaya memperkuat arah pembangunan ketenagakerjaan lima tahun ke depan.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Bupati Tanah Laut melalui sambutan tertulis yang dibacakan oleh Pj. Sekretaris Daerah, Ismail Fahmi.
FGD ini menghadirkan berbagai unsur strategis, mulai dari perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perguruan tinggi, pelaku usaha, asosiasi industri seperti Apindo dan KADIN, hingga BPJS Ketenagakerjaan, mencerminkan semangat kolaborasi lintas sektor dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan kompetitif.
Kepala Disnakerind Tanah Laut, Masturi, menegaskan bahwa perencanaan tenaga kerja merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan daerah yang berkelanjutan.
“Perencanaan tenaga kerja terdiri atas dua bagian, yakni RTK Makro yang bersifat strategis lima tahunan, serta RTK Mikro yang semestinya disusun tiap tahun oleh badan usaha,” ujarnya.
Masturi juga menyoroti masih rendahnya kesadaran perusahaan dalam menyusun RTK Mikro, yang menjadi salah satu tantangan tersendiri.
Lebih lanjut, Masturi menjelaskan bahwa penyusunan RTK Makro difokuskan pada empat pilar utama: pemberdayaan dan pendayagunaan tenaga kerja, pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja, serta peningkatan kesejahteraan.
Aspek-aspek penting seperti pelatihan dan peningkatan kompetensi, produktivitas, pengupahan, hubungan industrial, hingga jaminan sosial juga menjadi bagian integral dari rencana ini.
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan ketenagakerjaan di Tanah Laut terlihat dari penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT). Berdasarkan data terbaru, TPT menurun dari 4,17% pada 2022 menjadi 3,43% di tahun 2024—angka yang lebih baik dibandingkan rata-rata provinsi maupun nasional.
Dalam penyusunan RTK Makro kali ini, Disnakerind juga mengintegrasikan Program Unggulan ke-8 Bupati Tanah Laut, yang menitikberatkan pada pelatihan tenaga kerja berbasis komunitas.
Program ini secara khusus menyasar kelompok-kelompok sosial seperti Karang Taruna dan penyandang disabilitas, guna memastikan setiap warga memiliki akses terhadap pelatihan dan kesempatan kerja yang layak.
FGD ini diharapkan mampu menghasilkan rumusan strategis yang tidak hanya menekan angka pengangguran, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui SDM yang tangguh, terlatih, dan siap bersaing di era transformasi digital dan industri masa depan. (mus)