KOTABARU, shalokalindonesia.com- Dinas Lingkungan Hidup Kotabaru memperingati hari lingkungan hidup sedunia, Rabu (5/6/2024).

Kepala DLH Kotabaru H. M. Maulidiansyah
menyampaikan Krisis iklim menjadi isu lingkungan yang saat ini marak dibahas karena dialami hampir oleh seluruh Masyarakat di dunia.

“Salah satunya adalah peningkatan suhu rata-rata bumi yang disebabkan oleh efek gas rumah kaca. Belum lagi penggunaan bahan bakar fosil dan kurang bijaknya pemanfaatan sumber daya alam menjadi faktor pemicu terjadi pemanasan global, ” katanya.

Ia bilanh, konsekuensi dari perubahan iklim yang kita rasakan saat ini antara lain, kekeringan hebat, kelangkaan air, kebakaran hebat, naiknya permukaan air laut, banjir, pencairan es kutub, badai dahsyat dan penurunan keanekaragaman hayati. Kitasebagai generasi penerus wajib ambil bagian dalam menjaga, memperbaiki dan melestarikan lingkungan.

“Monitoring alhamdulillah Tingkat keberhasilannya >50% bibitnya hidup dengan baik, ” katanya.

Ia menambhakan, salah satu Upaya yang bisa kita lakukan adalah dengan menjaga kelestarian ekosistem pesisir.

“Pentingnya ekosistem pesisir khususnya mangrove adalah sebagai penyangga karena dapat mengurangi ketinggian gelombang air laut, meminimalisir resiko banjir, mampu menyerap karbon 5x lebih baik dari hutan hujan tropis dan mangrove mampu menyimpan 1/3 stok karbon pesisir secara global. Terlebih wilayah Kabupaten Kotabaru 78% nya merupakan kawasan pesisir. Hal ini yang melatar belakangi munculnya program Mangrove for Banua, ” terangnya.

Program ini merupakan program rutin yang sudah berjalan selama 4 tahun. Selama 3 tahun ini memang memfokuskan pada perbaikan ekosistem pesisir mengingat wilayah pesisir memiliki sumbangsih besar terhadap Cadangan karbon, produksi oksigen, hingga pelestarian tempat hidup biota laut.

Berkaca dari hasil penanaman di tahun 2023, Tahun pertama kita menanam 5000 bibit, yang setelah 1 tahun kita cek, kita

Di tahun ini kita melanjutkan langkah baik yang sudah dimulai dengan melakukan kerjasama dalam “Kolaborasi Mitigasi Pengendalian Pesisir Dengan Penanaman 10.000 Bibit Mangrove di Desa Tanjung Pangga”. Aksi lingkungan ini mengajak seluruh pihak baik pemerintah daerah, instansi teknis terkait, pelaku usaha, sekolah dan Masyarakat.

Keberhasilan program Mangrove for Banua ini tentunya tidak terlepas dari usaha dan semangat seluruh pihak. Terutama rekan-rekan Kelompok Tani Harapan Bersama dan warga Desa Tanjung Pangga yang juga menjaga ekosistem mangrove kita.

“Alhamdulillah juga program tahun ini dapat terlaksana bersamaan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang mana aksi yang kita laksanakan hari ini menujukkan bahwa kita terutama yang berhadir pada hari ini masih peduli terhadap perbaikan lingkungan, ” katanya.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang mengusung tema “Penyelesaian Krisis Iklim dengan Inovasi dan Prinsip Keadilan”. menjadi pengingat sekaligus ajakan bahwa penyelesaian akar masalah krisis iklim harus diselesaikan dengan inovasi yang dilaksanakan secara konsisten oleh seluruh pemangku kepentingan dengan mengedepankan prinsip keadilan dan inklusivitas. Prinsip keadilan yang dimaksud, menekankan pada manfaat dari pemulihan lahan harus dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, terutama yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim itu sendiri. (Fauji)

Editor: Nanang

Iklan

Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *