BANJARMASIN, shalokalindonesia.com- 27 tahun lalu, sosok anak muda ini menjadi salah satu saksi sejarah peristiwa 23 Mei 1997.

Hobbinya memotret sejak SD mengantar dirinya mampu “memotret detik dan detak” peristiwa Jumat Kelabu di Banjarmasin.

Ichal Iloenx tak menyangka jepretan sederhananya lewat tustel jadul (namun kokoh pada zamannya), menjadi museum sejarah “saksi bisu” dalam lembaran foto peristiwa yang tak terlupakan masyarakat Banjarmasin.

Karya fotonya melengkapi cerita sejarah kelam yang pernah terjadi di penghujung tahun 90-an.

Di akhir kerusuhan, larut malam jelang pukul 24 Wita, ichal pun jadi korban “keganasan” jam malam yang saat itu diberlakukan spontan tanpa edaran tertulis. Karena saat itu dianggap bila masih berkeliaran malam, itu adalah perusuh.

Ichal iloenx mendapat pukulan yang bertubi-tubi justru bukan dari perusuh, namun dari diduga aparat yang menggunakan loreng hijau.

“Insidennya tepat di perempatan Jalan Pangeran Samudera – Belasung – Jalan Haryono MT, yang kini jadi Bundaran Iwak Kelabau, ” katanya.

Ia menambahkan, punggungnya sobek mengeluarkan darah segar akibat pukulan rotan, motor Honda Astrea Grand Hitam les hijau miliknya pecah di kaca bagian depannya, akibat pukulan juga.

Beruntung, kamera pocket Fuji MDL-5 nya yang masih menggunakan klise negatif film selalu disimpannya erat saat itu, hingga tidak ikut dihancur petugas.

Jika kamera dan klisenya saat itu diambil dan dirusak, takkan mungkin ada dokumentasi sejarah kelam yang bisa kita lihat hari ini, setelah 27 tahun berlalu.
(shalokalindonesia.com/rls)

Editor: Erma Sari, S. Pd

Iklan

Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *