
SHALOKAL. INDONESIA, BANJARMASIN- Tahun baru Imlek yang jatuh pada 22 Januari 2023, merupakan perayaan yang menjadi hari besar agama Khonghucu untuk menyambut pergantian musim dingin ke musim semi.
Tornado SH, Wakil Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Indonesia Kalimantan Selatan (Kalsel) menyampaikan, perayaan imlek merupakan perayaan umat Khonghuchu yang dapat menjaga toleransi antar umat beragama.
Menurutnya, kerukunan antar umat beragama merupakan pilar keutuhan nasional dan simbol perdamaian. Dirinya juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Kalsel untuk sama-sama menjaga toleransi antar umat beragama.
“Kepada seluruh masyarakat Kalsel saya menghimbau untuk dapat menjaga toleransi antar umat beragama. Kerukunan antar umat beragama merupakan pilar keutuhan nasional dan simbol perdamaian,” kata Nando yang juga Humas Paguyuban Advokat Bersatu kalsel ini.
Selain itu, Nando sapaan akrabnya juga menyampaikan, setiap orang harus bebas dalam melaksanakan aktivitas agama termasuk perayaan hari-hari besar. Oleh karena itu, dirinya menghimbau agar masyarakat dapat saling menjaga kerukunan.
“Mari saling menjaga kerukunan dan kebersamaan karena jika kerukunan umat beragama terganggu, pasti kerukunan dan keamanan nasional juga akan terganggu. Mari kita beri kesempatan masyarakat Tionghoa untuk beribadah dan merayakan Imlek dalam suasana yang kondusif,” ucap Nando yang juga Bagian Hukum & HAM Gerdayak Kalsel.
Selaras dengan apa yang disampaikan oleh Mona Herliani, Ketua IWO Indonesia Kalsel, juga mengatakan, umat beragama harus bersatu padu dan secara merdeka merayakan hari besar agama yang mereka anut. Dirinya menyampaikan bahwa sebagai makhluk sosial, manusia harus memiliki rasa saling menghormati dan menghargai sekalipun jika terdapat saudara atau kerabat yang berbeda agama.
“Gak papa jika ada keluarga atau kerabat yang merayakan imlek, kita bukan mengikuti Ibadahnya, tapi secara sosial kita juga harus ikut menghormati, inikan sama saja seperti kita merayakan tahun baru baik itu tahun baru masehi maupun hijriah,” kata Bunda Mona sapaan akrabnya.
Bunda Mona yang juga Ketua LMA (Laskar Macan Asia) itu juga mengharapkan bahwa setiap agama harus memiliki kesempatan yang sama, tidak ada yang dibeda-bedakan, dan beragama sesuai dengan kepercayaan.
“Kasih agama lain kesempatan, tidak semua yang beda harus sama dengan kita. Tetaplah yang Khonghuchu beramaliah sesuai dengan kepercayaannya, demikian juga kita sebagai umat muslim,” pungkasnya.
Terpisah, Sekjen IWO Indonesia Kalsel, Nanda menyampaikan, perbedaan dalam umat beragama harus saling menghargai dan menghormati satu sama lainnya.
“Bangkitkan semangat kesatuan dan persatuan, perbedaan itu hal yang biasanya, tetap menjaga keutuhan NKRI Harga mati, ” tambahnya. (Si)
Editor: Erma Sari, S.Pd
Ket foto: Sekjen IWO Indonesia Kalsel, Nanda