TABALONG, shalokalindonesia.com- Selama bertahun-tahun, mayoritas petani di daerah rawa Kalimantan Selatan hidup berdampingan dengan tantangan yang sama: lahan rawa yang tergenang hingga 6–7 bulan dalam setahun. Kondisi ini membatasi musim tanam padi, membuat banyak lahan tak bisa dimanfaatkan secara optimal.

Tapi di tengah keterbatasan, muncul harapan baru melalui inovasi padi apung.
Desa Ampukung di Kecamatan Kelua, Kabupaten Tabalong, menjadi saksi program penanaman dan pelaksanaan panen padi apung.

Panen ini bukan hanya simbol keberhasilan satu musim tanam, tapi juga langkah konkret dalam memperkuat ketahanan pangan dan menjaga stabilitas harga, terutama komoditas beras yang harganya selama ini dipengaruhi ketersediaan pasokan. Program di Tabalong ini merupakan hasil kolaborasi Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan, Pemerintah Kabupaten Tabalong, dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

Panen padi apung ini merupakan buah nyata dari keberhasilan program dukungan pengembangan padi apung di wilayah Kalimantan Selatan pada tahun 2024.

Budidaya padi apung merupakan bagian dari program unggulan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalsel dalam mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Inovasi ini memanfaatkan media tanam terapung di atas lahan rawa, memungkinkan petani tetap menanam meski air tengah pasang.

Di lapangan, program pengembangan padi apung ini dilaksanakan oleh kelompok tani Al Fallah, dengan dukungan dari kelompok tani lain melalui skema berbagi praktik terbaik.

Keberhasilan panen ini menjadi bukti bahwa program yang dirancang secara terukur dan tepat sasaran mampu menghasilkan capaian yang signifikan, bahkan pada lahan yang sebelumnya tidak dapat dimanfaatkan untuk budidaya.

Berdasarkan hasil sampling, produktivitas padi apung mencapai sekitar 6,5 ton per hektare, setara dengan hasil tanam konvensional.

Lebih dari itu, panen ini menunjukkan peningkatan siklus tanam, di mana lahan yang sebelumnya hanya bisa ditanami satu kali dalam setahun, kini dapat dimanfaatkan hingga dua kali musim tanam dalam setahun.

Kegiatan panen padi apung ini dihadiri oleh Bupati Tabalong H.M. Noor Rifani, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalsel Aloysius Donanto, dan Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Provinsi Kalsel Imam Subarkah.

Sejumlah mitra kerja seperti OJK, DJPb, Bulog, TNI/Polri, instansi teknis, hingga perguruan tinggi juga ikut hadir dalam momentum ini.

Dalam sambutannya, Bupati Tabalong menyampaikan apresiasi terhadap dukungan yang diberikan Bank Indonesia Kalsel.

Pada kesempatan yang sama, seremoni panen juga dirangkaikan dengan penyerahan bantuan simbolis dari Pemerintah Provinsi Kalsel kepada Pemkab Tabalong sebagai bentuk dukungan lanjutan terhadap sektor pertanian daerah.

Keberhasilan padi apung ini membuka peluang baru, bukan hanya untuk Tabalong, tetapi juga bagi daerah-daerah lain dengan karakteristik serupa.

Dengan replikasi dan pengembangan metode budidaya apung yang berkelanjutan, harapan pun tumbuh bukan hanya dari tanah, tapi juga dari permukaan air.(na)

Iklan

Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *