Harga Bawang Merah di Banjarmasin Tembus Rekor Baru Pasca Lebaran

BANJARMASIN, shalokalindonesia.com – Pasca lebaran Idul Fitri 1445 H, harga bawang merah di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), mencapai rekor baru. Harga bawang merah di pasar-pasar tradisional kini dijual dengan kisaran harga Rp50.000 – Rp60.000 per kilogram (kg).

Kenaikan harga bawang merah ini terjadi seiring dengan naiknya harga beberapa bahan pokok lainnya, seperti ayam ras dan cabai. Bawang merah sebagai salah satu bumbu utama dalam mengolah masakan mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan dibandingkan komoditas lainnya.

Menurut Hajnah salah seorang pedagang di Pasar Baru Banjarmasin, kenaikan harga bawang merah ini terjadi saat jelang lebaran. Ia mengatakan, harga bawang merah yang awalnya Rp 30.000 – 35.000 per kg kini melonjak hingga Rp50.000 per kg.

“Saat hari lebaran kemarin harga bawang makin naik Rp1.000 setiap harinya sampai pada 5 hari pasca lebaran tepatnya di hari Senin yang cukup melonjak kenaikan harga kisaran Rp10.000 menjadi Rp50.000,” katanya, Selasa (23/4/2024).

Harga bawang merah saat ini mulai ada sedikit penurunan harga setelah beberapa pekan lalu naik, Pasalnya, masa panen bawang merah di sentra produksi utama belum tiba.

“Sudah ada titik terang, karena sebelumnya menjual dengan harga Rp56.000 per kg dan sekarang sudah turun bertahap, jadi kami bisa menjual dengan harga Rp50.000 per kg ke pelanggan,” tambah wanita berusia 55 tahun itu.

Bawang merah tetap menjadi komoditas penting bagi masyarakat, meskipun harganya sedang melambung tinggi.

“Pelanggan masih tetap membeli, walau harga bawang sedang naik, biasanya pendapatan paling sedikit kisaran Rp1.000.000 (satu juta) selebihnya dari bulan puasa sampai pasca lebaran ini lumayan banyak saja, bisa sampai Rp7.000.000 (tujuh juta)” tutupnya.

Hal yang sama dirasakan oleh penjual bawang di Pasar Lama yang mengaku terkena dampak dari kenaikan harga bawang ini.

“Saat ini untuk persediaan bawang tidak terlalu banyak dulu, masih takut saat harga turun nanti tidak bisa memutar modal awal, ungkap, Syamsiah.

Wanita berusia 40 tahun itu menjelaskan, bawang masih bisa terjual di pasar tradisional dengan menyesuaikan keinginan. Pelanggan biasanya membeli bawang dengan berbagai cara, ada yang per kilogram, seperempat kilogram, atau perhitungan per ons.

“Misalnya, mereka mau membeli bawang seharga Rp8.000, lalu dicampur dengan bahan lain seperti cabai atau sayur lainnya,” tambahnya.

(shalokalindonesia.com/NRZ)
Penulis: Nani

Iklan

Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *