
BANJARMASIN, shalokalindonesia.com- Ketua Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Kota Banjarmasin, Zul Fahmi Marola, menyuarakan desakan tegas kepada Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Polda Kalsel) untuk segera membentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti-Premanisme.
Seruan ini dilontarkan menyusul kasus dugaan penganiayaan terhadap oknum petugas Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Banjarmasin yang terjadi pada Senin, 19 Mei 2025.
Insiden dugaan kekerasan tersebut berlangsung di ruang Kepala BAPAS Kelas I Banjarmasin sekitar pukul 10.15 WITA. Berdasarkan Laporan Polisi dengan nomor: LP/B/114/V/2025/SEKTOR BJM SELATAN/RESTA BJM/POLDA KALSEL, korban bernama Abrar mengalami luka di bibir bagian atas dan bawah sebelah kiri, rasa sakit di rahang, serta mual, setelah diduga dianiaya oleh seorang pria bernama MAA
Ironisnya, Terduga pelaku disebut-sebut mengaku sebagai bagian dari ORMAS dan memiliki dukungan kuat di belakangnya.
Zul Fahmi menilai peristiwa ini sebagai sinyal bahaya yang menunjukkan maraknya praktik premanisme yang mulai menyusup ke lingkungan instansi pemerintah.
Ia menyatakan kekhawatiran bahwa jika tindakan kekerasan bisa terjadi di kantor pemerintahan, maka masyarakat umum pun bisa menjadi korban dalam kondisi yang lebih rentan.
“Ini bukan hanya soal individu, tapi soal rasa aman publik. Premanisme berkedok ORMAS tidak boleh dibiarkan tumbuh subur di tengah masyarakat,” tegasnya.
Ia pun menegaskan pentingnya kehadiran Satgas Anti-Premanisme sebagai bentuk perlindungan hukum bagi masyarakat dan aparatur negara.
Menurutnya, satgas ini akan menjadi instrumen strategis dalam menekan aksi kekerasan, intimidasi, dan segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan oleh oknum tertentu.
AMPI Kota Banjarmasin juga mengajak semua elemen, mulai dari organisasi pemuda, tokoh masyarakat, hingga pemerintah daerah untuk bersama-sama melawan tindakan kekerasan dan premanisme dalam segala bentuknya.
Zul Fahmi memastikan bahwa pihaknya akan terus mengawal proses hukum kasus ini, serta mendorong aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas dan memberikan keadilan bagi korban.a
Ia juga mengungkapkan akan melibatkan dukungan dari senior-senior mereka di Partai Golkar untuk ikut mengawal kasus ini secara lebih luas.
“AMPI tidak akan tinggal diam. Kami akan terus berada di garda depan untuk memastikan keadilan ditegakkan dan masyarakat terlindungi dari aksi premanisme,” tutupnya. (na)