SHALOKAL, INDONESIA, BANJARBARU- Rumah Sakit Idaman Banjarbaru menggelar edukasi aman berpuasa pada anak dan remaja dengan Diabetes Melitus Tipe I di Aula RS idaman Banjarbaru, Sabtu (11/3/2023).

Acara ini dihadiri oleh anak-anak dan remaja yang menjalani perawatan di RS Idaman Banjarbaru dan pembicaranya langsung dari dokter RS Idaman Banjarbaru yaitu dr. Indra (Dokter spesialis anak) .

Ia bilang, acara ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada anak-anak dan remaja menjelang bulan ramadan nanti.

“Diabetes Melitus tipe 1 atau sering dikenal juga dengan diabetes tipe 1 adalah kondisi di mana tubuh tidak bisa menghasilkan insulin dengan cukup karena adanya kerusakan pada sel pankreas, ” katanya.

Ia bilang, jenis diabetes ini merupakan kelainan autoimun dan seringnya diderita oleh anak-anak dan remaja.

“Diabetes tipe 1 adalah kondisi medis dimana kadar gula dalam darah yang melebihi batas normal dan diakibatkan oleh tubuh tidak mampu menghasilkan hormon insulin secara optimal, ” terangnya.

Ia menambahkan, Insulin ini merupakan hormon yang berperan dalam mengubah penyerapan glukosa untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh.

“Diabetes tipe 1 adalah jenis penyakit autoimun yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh menyerang sel beta pada organ tubuh penghasil insulin, yaitu pankreas, ” jelasnya.

“Penyebab diabetes tipe 1 adalah kondisi kadar gula darah tinggi yang disebabkan oleh kurangnya hormon insulin dalam tubuh. Sedangkan, diabetes tipe 2 merupakan penyakit kadar gula darah tinggi karena pada awalnya sel tubuh tidak dapat menggunakan hormon insulin secara optimal, ” ujarnya.

Ia menyebutkan, diabetes tipe 1 adalah penyakit yang bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Sedangkan, diabetes tipe 2 lebih banyak ditemukan pada orang yang berusia di atas 30 tahun.

“Pengobatan diabetes tipe 1 antara lain dengan terapi insulin. Dokter akan menangani pasien diabetes tipe 1 dengan memberi suntikan insulin sebanyak 3 sampai dengan 4 kali sehari, tergantung jenis insulin serta tingkat keparahan penyakit, ” tuturnya.

Indra bilang, selanjutnya pemberian obat-obatan. Obat-obatan yang biasa diresepkan dokter untuk pasien diabetes tipe 1 di antaranya yaitu aspirin, obat penurun kolesterol, serta obat tekanan darah tinggi. Pemberian obat tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi.

“Saya juga menganjurkan pasien untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti rutin berolahraga dan melakukan diet, ” bebernya.

Adapun faktor risiko terjadinya kondisi ini, antara lain melalui Faktor Genetik yaitu seseorang dengan riwayat keluarga inti mengidap diabetes tipe ini, lebih berisiko mengalami penyakit serupa. Hal ini berkaitan dengan mutasi gen HLA yang menghasilkan protein untuk sistem kekebalan tubuh. Namun, tidak semua orangtua dapat menurunkan penyakit ini pada keturunannya.

“Faktor Geografi. Orang yang tinggal di daerah yang jauh dari garis khatulistiwa, seperti di Finlandia dan Sardinia, paling banyak terkena diabetes tipe 1. Hal ini disebabkan karena kurangnya vitamin D yang bisa didapatkan dari sinar matahari, sehingga akhirnya memicu penyakit autoimun, ” kata Indra.

Indra menambahkan, Penyakit ini paling banyak terdeteksi pada anak-anak usia 4-7 tahun, kemudian pada anak-anak usia 10-14 tahun.

“Faktor pemicu lainnya, seperti mengonsumsi susu sapi pada usia terlalu dini, air yang mengandung natrium nitrat, sereal dan gluten sebelum usia 4 bulan atau setelah 7 bulan, memiliki ibu dengan riwayat preeklampsia, serta mengidap penyakit kuning saat lahir,” tambahnya.

Ia berharap, dengan adanya kegiatan ini anak- anak dan remaja bertambah ilmu terkait diabetes melitus tipe I, serta bisa menjalankan ibadah puasa dengan aman dan tetap menjaga kesehatan. (NA)

editor: Erma Sari, S. Pd
Ket foto: Sosialisasi diabetes melitus tipe I. (Foto: NA)

Iklan

Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *