
PELEIHARI, shalokalindonesia.com– Sebuah harapan baru tengah dibangun untuk mengubah wajah Kabupaten Tanah Laut menjadi lebih maju, modern, dan berdaya saing. Adalah Pelaihari City, sebuah kawasan strategis multifungsi yang dirancang bukan sekadar menjadi pusat hunian, tapi juga jantung baru aktivitas sosial, ekonomi, dan pembangunan di Tanah Laut.
Dalam wawancara eksklusif bersama awak media, Haji Mawardi pemilik dan penggagas Pelaihari City menyampaikan visi besarnya terhadap kawasan ini, Kamis (22/5/2025)
Ia mengungkapkan bahwa jika kawasan ini berhasil direalisasikan, maka Tanah Laut akan memiliki salah satu kawasan paling terintegrasi di Kalimantan Selatan.
“Bayangkan sebuah kawasan yang bisa memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat dari kesehatan, rekreasi, bisnis, hingga mobilitas. Pelaihari City kami rancang bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk kebutuhan masyarakat 10 hingga 20 tahun ke depan,” ujar Haji Mawardi penuh semangat.
Kawasan Pelaihari City nantinya akan memiliki jogging track yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk aktivitas olahraga pagi dan sore hari, sebuah ruang terbuka hijau yang sehat dan nyaman. Di bagian tengah kawasan, akan dibangun alun-alun kota yang dikelilingi pemandangan danau alami—menjadikannya spot ikonik baru untuk bersantai, berfoto, dan berkumpul bersama keluarga.
Tak hanya itu, Pelaihari City juga akan mengintegrasikan pusat layanan kesehatan modern yang terhubung langsung dengan pasar modern dan business center. Kehadiran fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan, sekaligus membuka peluang baru bagi pelaku usaha di berbagai sektor.
Pelaihari City juga dirancang sebagai kawasan hunian (residential area) dengan konsep smart living, yang akan menjadi cikal bakal terbentuknya kota baru di Kabupaten Tanah Laut. Letaknya yang strategis juga menjadikannya ideal sebagai rest area bagi para pelintas rute Banjarmasin–Batu Licin.
“Kawasan ini juga kami siapkan sebagai titik kumpul atau meeting point yang nyaman dan aman. Baik untuk pertemuan komunitas, pebisnis, maupun wisatawan yang singgah,” tambah Haji Mawardi.
Dari segi ekonomi, Pelaihari City diyakini akan memberikan efek berganda (multiplier effect) bagi masyarakat. Proyek ini diprediksi akan membuka ratusan hingga ribuan lapangan kerja baru, mendorong UMKM lokal tumbuh, dan menciptakan serapan ekonomi baru yang berkelanjutan.
“Ini bisa menjadi motor baru ekonomi Tanah Laut. PAD (Pendapatan Asli Daerah) akan meningkat, daya beli masyarakat ikut naik, dan tentunya ini akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum,” ujarnya.
Lebih dari sekadar kawasan terpadu, Haji Mawardi juga menegaskan bahwa Pelaihari City diharapkan dapat menjadi pilot project awal kemajuan Tanah Laut dalam bidang pembangunan wilayah.
Ia berharap proyek ini bisa menjadi contoh nyata bahwa Tanah Laut siap menerima investasi, sekaligus menumbuhkan kepercayaan dari para investor nasional maupun asing.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Tanah Laut bukan sekadar kabupaten penyangga, tapi punya potensi dan kesiapan untuk tumbuh menjadi poros ekonomi baru di Kalimantan Selatan. Melalui Pelaihari City, kami ingin mengundang para investor untuk melihat langsung potensi ini,” pungkasnya. (na)