
TANAHLAUT, shalokalindonesia.com– Kerja keras tak pernah mengkhianati hasil. Ungkapan itu layak disematkan kepada Brigade Pangan Karya Muda Tani Kreatif dari Desa Asam-Asam, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut.
Kelompok tani muda ini berhasil menembus pasar dengan produk beras kemasan 5 kilogram yang memiliki kualitas unggulan.
Mereka tak hanya memberdayakan petani lokal, tapi juga tampil sebagai ujung tombak ketahanan pangan daerah.
Beras asli Banua—jenis Mayang Super, Unus Mutiara, hingga Siam Madu—diproduksi dan dikemas langsung oleh tangan-tangan kreatif mereka. Semua proses dilakukan secara mandiri, mulai dari benih, pengolahan, hingga distribusi.
“Beras kami berasal dari benih lokal petani sendiri. Kami olah di klaster, lalu dikemas dan dipasarkan dengan harga Rp60 ribu per lima kilogram,” ujar Manajer Brigade Pangan, Budi Ansari, usai mengikuti Temu Teknis Penyuluh Pertanian, Rabu (16/4/2025).
Respons pasar sangat menggembirakan. Penjualan dilakukan melalui berbagai jalur: warung, pasar tradisional, hingga langsung ke rumah-rumah warga. Bahkan, beras hasil produksi mereka kini sudah menembus pasar di luar kabupaten.
“Antusiasme pembeli luar biasa. Beras kami banyak dicari dan cepat habis. Ini jadi motivasi besar untuk terus berkembang,” tambah Budi.
Setiap harinya, mereka mampu memproduksi hingga satu ton beras, meski produksi dijadwalkan agar kualitas tetap terjaga. Secara bisnis, margin keuntungan mereka mencapai lebih dari 25 persen per ton—cukup untuk menopang keberlanjutan usaha.
Tak hanya berjalan sendiri, Brigade Pangan juga mendapat dukungan dari pemerintah. Bantuan alat dan mesin pertanian modern (alsintan) telah mereka terima untuk menunjang proses produksi.
“Kami bersyukur. Bantuan ini seperti bentuk penghargaan atas kerja keras kami membangun ketahanan pangan desa,” ucap Budi.
Sebagai ungkapan syukur, Brigade sempat menyerahkan sebagian hasil panen kepada Bupati Tanah Laut, Rahmat Trianto, secara simbolis dalam acara Temu Teknis Penyuluh Pertanian.
“Kami mungkin hanya menyerahkan sedikit, tapi itu bentuk rasa bahagia. Kami bangga bisa tanam, olah, dan jual sendiri,” katanya.
Brigade Pangan kini melangkah dengan semangat baru. Harapan mereka sederhana: dukungan terus mengalir, agar gerakan kecil dari desa ini bisa memberi dampak besar bagi kedaulatan pangan di Tanah Laut. (mus)