BANJARBARU, shalokalindonesia.com- Di balik kasus hukum yang menimpa Firly Norachim, pemilik Mama Khas Banjar, ada satu hal yang membuat banyak orang kembali percaya: solidaritas, Jumat (16/5/2025).

Di saat banyak yang memilih diam, Komunitas Tangan Di Atas (TDA), tempat Firly bernaung sebagai pengusaha UMKM menunjukkan bahwa persaudaraan antarpelaku usaha bukan hanya sekadar jargon.

Sejak kasus ini muncul, kawan-kawan TDA Banjarbaru hadir, mendampingi, dan menguatkan. Tidak sebatas simpati, tetapi aksi nyata—mendampingi sidang, menggaungkan dukungan, hingga menyiapkan jalur bantuan hukum.

“Kami ingin Mas Firly tahu, ia tidak sendirian,” kata Syaufian Noor, Ketua TDA Kalimantan Selatan–Tengah.

Yang lebih luar biasa, semangat ini meluas. TDA dari berbagai daerah ikut bersuara. Bahkan TDA Pusat turun tangan, siap membantu dengan sumber daya hukum dari anggotanya yang berprofesi sebagai pengacara.

Puncaknya, Menteri UMKM Maman Abdurrahman datang langsung ke persidangan, menunjukkan bahwa negara hadir untuk pelaku usaha kecil.

Sebagai Amicus Curiae, beliau membawa suara keadilan, membela mereka yang seharusnya dibina—bukan dibinasakan.

“UMKM bukan kriminal. Mereka adalah motor penggerak ekonomi. Ketika negara belum bisa membuka cukup lapangan kerja, para pelaku UMKM lah yang jadi pahlawan tanpa tanda jasa,” tutup Syaufian.

Dan dari kasus ini, kita belajar satu hal, ketika satu pengusaha kecil dizalimi, satu komunitas besar akan berdiri untuknya.

Ini bukan hanya tentang Firly. Ini tentang bagaimana kita menjaga nyala semangat para pelaku UMKM di seluruh negeri. (na)

Iklan

Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *