BARABAI, shalokalindonesia.com- Empat peserta Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) diketahui mengundurkan diri setelah dinyatakan lulus seleksi kompetensi.

Rinciannya satu formasi guru dan tiga formasi kesehatan. Lantas, apa yang membuat mereka mundur?

Salah satu peserta yang mengundurkan diri, Muhammad Hidayatullah mengungkapkan alasannya. Dia adalah lulusan formasi guru kelas yang sudah memiliki sertifikat pendidik.

Dayat mengatakan alasannya mundur dirinya ingin mengembangkan potensi dan mengejar karir. Saat ini sedang mengikuti seleksi beasiswa pendaftaran S2.

Dirinya juga mengaku, saat ini sedang ikut kursus bahasa asing dan masih bekerja di sektor swasta juga. Di luar pada itu, ia jua aktif berkegiatan di komunitas pendidikan dan lingkungan di daerahnya.

“Saat ini, masih berusaha untuk mengembangkan potensi diri,” ujarnya.

Meskipun keputusan yang diambil cukup berat. Dayat berharap pilihan ini adalah yang terbaik. Baginya berperan untuk pendidikan di Banua bisa dilakukan lewat jalur apapun.

“Walaupun tidak menjadi guru. Dalam beberapa tahun terakhir juga aktif berkegiatan di komunitas pendidikan. Bahkan saya sudah ada projek yang akan digarap,” tambahnya.

Dayat merupakan Penggerak Komunitas Akar Bukit. Gerakan ini bertujuan melakukan pemerataan pendidikan sampai ke pedalaman. Lewat kerja sama komunitas dan bermitra dengan Yayasan Ruang Pelita Kalimantan dan Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP).

“Kami sudah melaksanakan berbagai program beasiswa guru, beasiswa siswa. Mengadvokasi pendidikan di pelosok HST. Bersama GWPP kami berbagai pengetahuan dan memberikan motivasi kepada siswa,” tambahnya.

Pria kelahiran 13 Maret 1997 itu komitmen untuk berkontribusi memajukan pendidikan di daerah. Agar jangan ada lagi masyarakat yang termarginalkan haknya, terlebih mereka yang berada di pelosok desa.

Ia pun menegaskan, untuk berkontribusi terhadap pendidikan tidak harus menjadi guru saja. Melainkan juga, dengan prinsip kolaborasi semua orang bisa mengambil peran untuk membantu memajukan pendidikan di daerah.

Berbagai program kolaborasi lainnya yang pernah dijalankan, kata Dayat, ada Gotong-royong Pendidikan yang digelar di berbagai pelosok desa di HST, ada pula Gotong-royong Babarasih Sungai yang telah digelar diberbagai titik sungai di HST untuk membantu pemulihan sungai dan edukasi lingkungan terlebih pasca banjir.

“Semoga semakin banyak lagi masyarakat, khususnya para pemuda yang tergerak untuk berkontribusi terhadap pendidikan. Terlepas apapun backgroundnya. Dengan prinsip kolaborasi, mari kita sama-sama majukan pendidikan di Banua,” tandasnya.

Lantas, apakah yang mengundurkan diri akan di-blacklist atau masuk daftar hitam di pendaftaran seleksi CPNS atau PPPK selanjutnya? (shalokalindonesia.com/DY)

Iklan
Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *