BARABAI, shalokalindonesia.com– Di tengah matahari pagi yang mulai meninggi, suasana berbeda tampak di kawasan Masjid Haudatul Ummah.

Puluhan warga Desa Limbar berkumpul dengan semangat yang menyala, bukan untuk mengikuti pengajian seperti biasanya, melainkan untuk melakukan aksi gotong royong membongkar bangunan masjid lama yang akan segera direkonstruksi.

Masjid Haudatul Ummah, yang selama puluhan tahun menjadi tempat ibadah dan pusat kegiatan keagamaan di desa tersebut, kini akan menjalani proses pembangunan kembali demi menghadirkan fasilitas yang lebih layak dan representatif.

Momen ini menjadi titik awal perubahan, sekaligus ajang memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat.

Sejak pagi hari, warga dari berbagai kalangan tampak bekerja sama — mulai dari membongkar atap dan dinding bangunan lama, membersihkan puing-puing, hingga mengangkut material ke lokasi penampungan.

Meski hanya dilengkapi alat sederhana seperti palu, linggis, dan sekop, semangat kebersamaan membuat pekerjaan berat terasa ringan.

“Kami tidak menyewa pekerja, karena ini adalah rumah ibadah kita semua. Kami ingin pembongkaran ini menjadi wujud kebersamaan dan rasa memiliki,” ujar H. Zainuddin, salah satu pengurus masjid.

Ia menambahkan bahwa panitia pembangunan masjid sudah merancang rencana kerja yang sistematis, termasuk pembagian tugas warga agar proses berjalan tertib dan efisien.

Selama kegiatan berlangsung, para ibu juga turut berperan dengan menyiapkan konsumsi untuk para relawan.

Masjid ini memiliki nilai historis tersendiri bagi warga. Didirikan secara swadaya oleh generasi sebelumnya, masjid ini telah menjadi saksi banyak peristiwa penting di desa, dari pengajian rutin, salat Idulfitri, hingga pernikahan dan kegiatan sosial keagamaan lainnya.

“Banyak kenangan kami di sini. Tapi sekarang saatnya memberikan tempat yang lebih nyaman dan aman untuk generasi berikutnya. Masjid baru ini insya Allah akan menjadi lebih luas dan mampu menampung jamaah lebih banyak,” kata Ahmad Nur, seorang warga.

Pembangunan masjid baru ini direncanakan menggunakan dana dari sumbangan masyarakat dan para donatur. Meski masih terus menggalang dana, warga optimis proses pembangunan dapat berjalan sesuai harapan. Tak sedikit dari mereka yang juga menyumbangkan bahan bangunan atau tenaga untuk mendukung proyek mulia ini.

“Ini bukan hanya tentang membangun masjid, tapi juga memperkuat persaudaraan antarwarga. Dalam gotong royong ini, semua perbedaan dilebur dalam satu tujuan: merawat dan memuliakan rumah Allah,” ujar Nurhayati, seorang ibu rumah tangga yang turut hadir menyemangati para pekerja.

Gotong royong pembongkaran Masjid Haudatul Ummah menjadi potret nyata bagaimana nilai-nilai luhur budaya Indonesia seperti solidaritas, kerja sama, dan semangat kebersamaan masih hidup dan mengakar kuat di tengah masyarakat.

Warga berharap, ke depan masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial, pendidikan agama, dan pembinaan generasi muda. Pembangunan fisik hanyalah awal dari pembangunan spiritual dan sosial yang lebih luas.

“Semoga Allah mudahkan dan berkahi pembangunan ini. Dan semoga semangat gotong royong ini terus terjaga dalam setiap sendi kehidupan warga Desa Limbar,” tutup H. Zainuddin dengan mata berkaca-kaca. (riyandi)

Iklan

Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *