BANJARMASIN, shalokalindonesia.com- kelompok pembudidaya ikan atau yang sering disebut pokdakan adalah kumpulan pembudidaya ikan yang terbentuk dan tumbuh atas dasar adanya kepentingan bersama dengan rasa saling percaya, keserasian dan keakraban untuk bekerjasama dalam rangka memanfaatkan sumberdaya perikanan, mengembangkan usaha, dana, untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Dikutip dari detikFinance Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendapatkan pagu efektif alokasi anggaran tahun 2023 sebesar Rp 6,29 triliun.

Angka tersebut merupakan jumlah yang telah dikenakan pemotongan untuk pencadangan anggaran atau automatic adjustment sebesar Rp 468,17 miliar.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, adanya automatic adjustment itu tidak akan berpengaruh pada kegiatan yang ada di kementerian.

Anggaran untuk Pokdakan ikan di kalimantan selatan sendiri menggunakan APBN, APBD dan Kota.

“Untuk kota banjarmasin tahun 2023 ini, pemberdayaan Pokdakan lebih banyak menggunakan anggaran pemko, disamping dari provinsi dan dari kementrian khususnya bantuan berupa bibit ikan dari BPBAT Mandiangin”. Ungkap sulaiman Thalib kabid dinas perikanan

Di kota banjarmasin sendiri jumlah pembudidaya ikan yang menjadi binaan DKP3 Kota Banjarmasin sebanyak 653 orang yang terdiri dari Pembudidaya Karamba Jaring Apung 93 orang, Kolam terpal, tanah atau beton 185 orang, dan pembudidaya dengan jaring tancap sebanyak 375 orang.

Di kota banjarmasin seluruh pembudidaya tersebut tergabung dalam 65 Pokdakan dimana setiap kelompok berjumlah 10 sampai 13 orang.

Petugas fasilitator lapangan atau penyuluh perikanan berasal dari pusat yaitu dari kementerian kelautan dan perikanan yang ditempatkan di kabupaten atau kota se-Indonesia.

Pokdakan di kota banjarmasin tersebar di 5 wilayah kecamatan yaitu banjarmasin barat, banjarmasin timur, banjarmasin tengah, banjarmasin utara dan banjarmasin selatan.

Kelompok masyarakat yang berminat dan melaksanakan program budidaya ikan setelah diseleksi akan mendapatkan bantuan stimulan seperti bibit, pakan, jaring dll.

Anggaran dana untuk pokdakan ini berbeda setiap daerah tergantung dari kemampuan dan kebijakan setiap kota atau kabupaten sehingga ada perbedaan dalam pemberian jumlah bantuan.

Seperti halnya di barito kuala dan kota banjarmasin serta kabupaten/kota lainnya itu pasti berbeda.

“Setiap daerah pasti beda – beda ada yang dapat benih ikannya, ada yang dapat sarana budidaya plus pakannya dan bisa juga dapatnya lengkap tergantung dari ketersediaan anggaran”.

Dari 65 kelompok yang dapat bantuan setiap tahun itu sekitar 10 sampai 11 kelompok, karena banyak daftar calon penerimanya, sehingga menyesuaikan dana yang tersedia.

“Meskipun tidak semua Pokdakan mendapat bantuan tahun ini, Kita tetap melaksanakan pemberdayaan, pendampingan dan pembinaan kepada pokdakan dan kelompok pelaku usaha perikanan lainnya”. Ungkapnya.

Dinas ketahanan pangan pertanian dan perikanan (DKP3) kota banjarmasin sendiri sudah melakukan penyebaran bantuan di 5 kecamatan di kota banjarmasin.

“Alhamdulillah, kita sudah menyalurkan bantuan seperti bibit ikan yang tidak hanya kepada pokdakan, tapi juga ke sekolah-sekolah di banjarmasin, karena kita ada program inovasi pelayanan publik yang bernama “si Budi masuk sekolah” atau sistem budidaya ikan masuk sekolah sebagai program pembelajaran lifeskill bagi siswa, juga untuk memanfaatkan lahan dan sumberdaya yang tersedia di lingkungan sekolah”. Jelasnya.

Bagi masyarakat atau kelompok ingin tahu cara budidaya ikan bisa langsung mengubungi dinas perikanan di kota atau kabupaten setempat dan untuk mengajukan permintaan bantuan bibit dan sebagainya bisa dibikin proposal atau semacamnya diketahui kelurahan setempat.

Penulis : Ardi
Editor : Nanda

Iklan

Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *