
BATOLA, shalokalindonesia.com– DPRD Kabupaten Barito Kuala (Batola) bersama sejumlah pemangku kepentingan menggelar kunjungan kerja ke PT Palmina Utama dalam upaya mencari solusi jangka panjang terhadap permasalahan banjir yang kerap melanda Kecamatan Jejangkit.
Dalam pertemuan tersebut, berbagai pihak sepakat untuk mengambil langkah strategis guna menanggulangi banjir secara efektif dan berkelanjutan.
PT Palmina Utama juga menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan DPRD dan pemerintah daerah dalam implementasi langkah mitigasi yang diperlukan.
Ketua DPRD Batola, Ayu Dyan Liliana Sari Wiryono, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam memastikan kesepakatan yang telah dibuat benar-benar memberikan dampak nyata.
“Kami menyambut baik respons positif dari perusahaan, dan beberapa kesepakatan telah tercapai. Sekarang yang terpenting adalah merealisasikan solusi ini agar masyarakat Jejangkit benar-benar merasakan manfaatnya,” ujar Ayu.
Salah satu solusi utama yang disepakati adalah pembangunan tanggul di wilayah selatan Jejangkit guna menahan luapan air serta normalisasi sungai yang mengarah ke Sungai Barito agar aliran air lebih lancar dan tidak menggenang terlalu lama.
Untuk memastikan keberlanjutan program ini, DPRD Batola dan PT Palmina Utama juga menyepakati pembentukan tim khusus yang akan berfokus pada mitigasi dan solusi banjir di Jejangkit.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat terdampak, PT Palmina Utama akan menyalurkan bantuan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Pada tahap awal, CSR akan difokuskan pada sektor pendidikan, termasuk bantuan seragam sekolah dan alat kebersihan untuk sekolah-sekolah yang terdampak banjir.
Selanjutnya, tahap kedua akan mencakup bantuan logistik bagi masyarakat yang membutuhkan.
Wakil Ketua II DPRD Batola, H Bahriannor, menegaskan bahwa kesepakatan ini merupakan lanjutan dari perjanjian yang sebelumnya telah dibuat pada 24 Oktober 2023.
“Bantuan CSR ini diharapkan bisa meringankan beban masyarakat, terutama anak-anak sekolah yang terdampak banjir. Kami ingin memastikan bahwa dampak banjir ini tidak menghambat pendidikan mereka,” ujar Bahriannor.
Manager SSL PT Palmina Utama, Musa, menjelaskan bahwa banjir yang terjadi tidak sepenuhnya disebabkan oleh operasional perusahaan.
Menurutnya, banyak perusahaan lain di hulu yang juga menggunakan pompa air, sehingga perlu kajian lebih lanjut mengenai faktor utama penyebab banjir di Jejangkit.
“Banyak pihak menggunakan pompa air di kawasan hulu, bukan hanya PT Palmina Utama. Jadi, aliran air yang meningkat di Sungai Alalak bukan semata-mata berasal dari operasional kami,” jelas Musa.
Ia juga mengungkapkan bahwa faktor curah hujan tinggi menjadi salah satu penyebab utama banjir.
Data mencatat bahwa curah hujan pada akhir Desember 2024 telah mencapai 618 milimeter, dan diperkirakan meningkat hingga 775 milimeter di awal tahun 2025. Sebagai perbandingan, saat banjir besar pada 2021, curah hujan hanya 688 milimeter.
Kunjungan kerja ini dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Batola Ayu Dyan Liliana Sari Wiryono, Amd. Keb., didampingi Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Fahriana, S.H., M.H., serta perwakilan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, Muhammad Fauzi, S.Si., MPSDA.
Turut hadir sejumlah anggota DPRD dari berbagai komisi, di antaranya Hj Arfah, Bachtiar Effendi, Slamet Riyadi, Yamani, Agung Purnomo, Basrin, Sayyid Muhammad Anies, dan Gunawan.
Selain itu, pertemuan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai instansi terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan, Dinas Lingkungan Hidup Barito Kuala, Dinas Perkebunan, Dinas PUPR, BPBD Batola, serta Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan.
Diharapkan, hasil pertemuan ini dapat segera diimplementasikan agar masyarakat Jejangkit tidak lagi mengalami dampak buruk akibat banjir yang berulang.
Sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menciptakan solusi jangka panjang yang berkelanjutan. (na)
Editor: Nanang