KALTENG, shalokalindonesia.com- Muafi Fathi Rizki, seorang mahasiswa Teknologi Pendidikan dari Universitas Negeri Surabaya, menciptakan gebrakan dalam dunia pendidikan dengan pengembangan produk E-Learning yang berfokus pada Bahasa Dayak Ngaju, diberi nama “Ngajuku”.
Inovasi ini muncul sebagai hasil dari skripsi yang dikerjakannya, menghadirkan akses mudah melalui website www.ngajuku.com. Ngajuku, sebagai produk E-Learning, menawarkan beragam fitur dan menu.
Mulai dari pengetahuan tentang Kalimantan Tengah, kamus Bahasa Dayak Ngaju, pepatah-petitih, kalimat tanya dalam Bahasa Dayak Ngaju, nama-nama hewan dan bagian tubuh dalam Bahasa Dayak Ngaju, hingga berbagai permainan interaktif yang mengasah pemahaman terhadap Bahasa Dayak Ngaju dan budaya Kalimantan Tengah.
Muafi mengimplementasikan dan mengembangkan E-Learning ini dengan mengambil data di SDN Kantan Muara 5, sebuah sekolah yang berlokasi di salah satu desa transmigran Jawa, yakni Desa Kantan Atas, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Di desa maupun sekolah ini, mayoritas siswa dan guru menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, sementara mata pelajaran muatan lokalnya adalah Bahasa Dayak Ngaju.
“Dari hasil survey dan observasi, saya melihat adanya permasalahan dalam pembelajaran karena penggunaan bahasa Jawa sehari-hari tidak sejalan dengan muatan lokalnya, yakni Bahasa Dayak Ngaju. Saya melihat kebutuhan akan media pembelajaran yang lebih interaktif
dan modern untuk menunjang dan membantu dalam prose pembelajaran” ungkap Muafi.
Ngajuku bukan hanya ditujukan untuk siswa dan guru di SDN Kantan Muara 5, namun juga terbuka bagi masyarakat Kalimantan Tengah dan Indonesia yang ingin mempelajari Bahasa Dayak Ngaju dengan mudah melalui platform ini.
“Dengan akses www.ngajuku.com, siapa pun dapat belajar Bahasa Dayak Ngaju secara
mudah. Ini adalah langkah awal dalam memperluas akses pendidikan Bahasa Dayak Ngaju secara luas,” tambahnya.
Inisiatif Muafi dalam mengembangkan E-Learning Bahasa Dayak Ngaju membawa angin segar dalam upaya pelestarian bahasa lokal dan memberikan solusi untuk kesenjangan pembelajaran bahasa di kalangan transmigran serta siapa pun yang ingin menjelajahi kekayaan budaya Kalimantan Tengah. (shalokalindonesia.com/rls)
Editor: Erma Sari, S. Pd