SHALOKAL.INDONESIA, JAKARTA- Pasangan suami istri memilih memutuskan tidak cerai karena anak yang melibatkan permasalahan suami istri sehingga melibatkan dan melukai perasaan anak.

Dilansir dari Theasianparent.com, keharmonisan perkawinan memang suatu yang harus diusahakan dan dipertahankan. Usaha ini datang dari dua pihak. Apabila Anda dan pasangan sudah berusaha mengumpulkan tenaga untuk mempertahankan namun perkawinan tidak lagi harmonis, apakah dengan bijak bila terus bertahan demi anak?

Depresi orang tua yang memutuskan tidak cerai karena anak dapat dirasakan dan menular kepada anak.

Bertahan dalam perkawinan yang tidak bahagia biasanya bertujuan agar si anak bahagia memiliki orang tua yang lengkap. Namun semakin besar anak, pasti bisa merasakan bahwa orang tuanya tidak bahagia.

Pola asuh dari orang tua yang tidak bahagia dapat mengakibatkan beberapa masalah emosi dan rendahnya rasa percaya diri pada anak. Hal ini tentu akan mempengaruhi pandangan tentang perkawinan dan kesehatan mental si anak kelak.

Lebih baik mana, Bebas tapi penuh perjuangan atau terjebak dalam perkawinan semu?

Pada awalnya, sebuah perpisahan pasti akan melukai setidaknya satu orang. Namun jika perpisahan sudah matang-matang baik buruknya, untuk jangka panjang bisa mengurangi jumlah orang yang terluka.

Awal yang baru mungkin penuh perjuangan, namun dengan memilih untuk pergi dari zona nyaman dapat membuka peluang hidup yang lebih baik dibanding diam di tempat yang sudah jelas tidak memberikan kebahagiaan.

Pura-pura bahagia bisa membuat kesehatan mentalmu terganggu.

Kamu bisa saja pura-pura bahagia di depan anak. Tapi sampai kapan? Pasti ada saat dimana kamu tidak kuat dan memperlihatkan rasa tidak bahagia-mu.

Berpura-pura semua baik-baik saja membutuhkan energi yang sangat besar dan dapat mempengaruhi kesehatan mentalmu. Jika dibiarkan berlarut-larut kamu bisa mengalami stress berat. Kesehatan mental dan fisikmu dapat terganggu. Tentu kamu tidak mau itu terjadi kan, Sayang?

Beban ini dapat berkurang dengan menceritakan permasalahanmu ini kepada orang lain. Bisa ke teman dekat ataupun ke psikolog.

Bagi sebagian besar orang, menceritakan permasalahan rumah tangga kepada orang lain memang tidak mudah. Apalagi kepada orang yang kita belum kenal seperti psikolog.

Namun dengan aplikasi Riliv , kita dapat melakukan konseling ke psikolog berlisensi tanpa harus melakukan tatap muka. Ini memudahkan bagi orang yang masih bingung untuk mengungkapkan permasalahan rumah tangganya. Dengan Riliv , kerahasiaan setiap ceritapun terjamin. Jadi jangan ragu lagi untuk menceritakan masalahmu.

Editor: Erma Sari, S, Pd

Iklan
Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *