BANJARMASIN, shalokalindonesia.com- Dunia politik katanya unik. Sebab, sering kali orang bisa saja masih hidup secara fisik, masih bisa jalan dan berkomunikasi, tapi sudah mati secara politik. Sebaliknya, mati secara fisik tapi masih hidup secara politik dalam artian, pengaruh politiknya, melampaui usia hidupnya.

“Kehidupan dan kematiannya tidak sama dengan fisik tubuh, dengan cara-cara tertentu, dapat mematikan karir politik seseorang. Sebaliknya, yang sudah mati, sangat mungkin kembali hidup, ketika momentum mendorongnya hidup kembali, ” kata Ambin Demokrasi, Noorkhalis Majid, Kamjs (21/6/2023).

Dalam politik, dipukul hingga babak belur, belum tentu mati, boleh jadi justru berjaya, beroleh simpatik. Sebaliknya, sekali pun dipuji, disanjung setinggi langit, bisa saja kemudian mati, tidak memiliki pengaruh apapun. Walau hidup secara fisik, tapi pengaruh politiknya mati, sudah tidak laku.

“Karena unik, lalu mudah bikin asyik. Banyak yang tidak mau meninggalkannya. Inginnya hidup mati di politik saja. Maksud dan pengertian politik di sini, tentu saja politik elektoral. Bukan politik dalam pengertian luas, menyangkut seluruh urusan sendi kehidupan yang dipengaruhi oleh kebijakan dan cara kerja negara,” ucapnya.

Ia bilang, politik yang unik tersebut, juga bersifat sensitif. Banyak orang mati secara politik, oleh hal-hal sepele, kecil, remeh-temeh. Bukan oleh kasus-kasus besar. Jatuh tersungkur hanya karena terpantuk kerikil kecil. Tiba-tiba dinyatakan korupsi oleh kasus sederhana. Atau tersandung kasus moral. Seketika hancur karir politiknya.

“Dalam kaitan itu, paribasa Banjar memberikan pelajaran berharga, bahwa orang bisa lemas – kelelep, bukan karena arus sungai yang deras, tapi hanya oleh air satu ember. Karl Marx menyebutnya dengan istilah alienasi. Kata dia, manusia itu mengalami alienasi dalam empat aspek, yaitu alienasi dari obyek yang diproduksinya, alienasi dari proses poduksi, alienasi dari dirinya sendiri, dan alienasi dari pergaulan masyarakat. Alienasi itu artinya mati secara karir, secara politik, walau fisiknya masih hidup, ” ucapnya.

Karenanya, hal-hal kecil, jangan dianggap remeh. Selalu waspada dan hati-hati, sebab mungkin saja banyu saimbir malamasi. (nm)

Editor: Erma Sari, S. Pd
Ket foto: Ilustrasi. (Foto: Antara)

Iklan
Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *