SHALOKALINDONESIA.COM, JAKARTA- Menteri Perhubungan Budi Karya SumadimLengatakan, pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang cuti bersama. Ia menjelaskan, berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga Menteri sebelumnya cuti bersama lebaran berlangsung dari 21 April hingga 25 April, namun akhirnya diputuskan lebih awal, yakni mulai dari 19 April.
” Tapi masuknya 26 April. Jadi tambah satu hari, tapi di depan maju dua hari. Itu alasannya, karena secara tradisional keinginan akan mudik tinggi, dengan volume yang banyak dan kalau dilihat tertuju hanya tanggal 21 April, maka akan terjadi penumpukan yang luar biasa. Sehingga dengan dimajukan pemudik bisa mulai dari tanggal 18 April sore, 19,20,21 April ada empat hari mereka mudik. Sedangkan balik itu mereka harus pulang hari Rabu, tetapi bagi mereka yang berkeinginan melakukan cuti lebih panjang sampai tanggal 30-1 Mei,” jelasnya.
Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan jalur darat masih merupakan favorit masyarakat untuk mudik lebaran kali ini, salah satunya Tol Trans-Jawa yang tersambung sejak tahun 2019.
“Tol Trans-Jawa masih akan menjadi jalur favorit untuk arus mudik Lebaran 2023. Jalur tol tersebut diproyeksikan akan dilintasi sekitar 9,2 juta orang. Namun, pemudik diimbau tidak hanya mengandalkan jalan tol, tetapi memilih jalur-jalur alternatif untuk menekan risiko kemacetan panjang di ruas tol,” ungkap Djoko
Djoko mencontohkan pada arus mudik tahun lalu, jalani Pantura Jawa tergolong lebih lancar ketimbang jalan tol. Mengingat jalur utara dan selatan Jawa belum cukup baik, menurut Djoko, pilihan masyarakat masih terpusat di Pantura.
Lebih jauh, Djoko menjelaskan, meksipun jalan tol kerap dianggap sebagai jalur yang cukup cepat, pergerakan kendaraan di jalan itu pada musim lebaran cukup tersendat karena sering terjadi penumpukan di area istirahat.
“Pemerintah dinilai perlu mengantisipasi peningkatan arus mudik lebaran tahun ini dengan menambah fasilitas di tempat istirahat (rest area), seperti toilet, khususnya jumlah toilet untuk perempuan harus lebih banyak dari jumlah toilet untuk laki-laki. Juga dibangun rest area tambahan di beberapa tempat yang cukup menyediakan toilet,” katanya.
Di samping itu, katanya, diperlukan penambahan tempat-tempat istirahat di luar tol yang masih berdekatan dengan pintu tol. Ini untuk menghindari pemanfaatan bahu jalan tol untuk beristirahat yang bisa menimbulkan kemacetan.
“Bahu jalan tol harus bersih dari lalu lintas kendaraan yang tidak diijinkan. Bahu jalan tol digunakan untuk aktivitas darurat,” pungkasnya. (shalokalindonesia.com/voa)
Editor: Erma Sari, S. pd
Ket foto:
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. (Foto: Courtesy/Biro Setpres)