SHALOKAL.INDONESIA.COM, JAKARTA- Tantangan Menteri Kesehatan itu, antara lain dijawab oleh dosen dan peneliti dari Fakultas Kedokteran, Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Riris Andono Ahmad, MPH Ph.D. Dia dan rekan timnya, memanfaatkan teknologi dalam upaya mencegah timbulnya kasus TB resisten obat melalui aplikasi TOMO yang bermakna Tuberkulosis Monitoring untuk telepon pintar.

“Inovasi berupa TOMO ini untuk mendukung keberhasilan penanganan tuberkulosis resisten obat,” kata Riris.

Pengobatan TB sendiri sudah sulit, karena butuh kedisipllinan selama enam bulan. Ketika dihentikan tanpa konsultasi dengan dokter, TB resisten obat kemungkinan muncul, dan periode pengobatan bisa lebih panjang. Lamanya bisa mencapai 9-11 bulan untuk jangka pendek dan 18-24 bulan untuk jangka panjang. Padahal, ada 3-7 jenis obat yang harus dikonsumsi setiap harinya oleh pasien.

Karena itulah, TOMO dikembangkan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas layanan tuberkulosis resisten obat. Ada dua jenis aplikasi, yaitu TOMO bagi pasien dan keluarganya, serta TOMO CM untuk tenaga kesehatan. Keduanya memiliki peran yang berbeda. TOMO membantu pasien mengirimkan informasi telah meminum obat, fitur pengingat otomatis minum obat, fitur menyampaikan keluhan yang dialami, dan dilengkapi informasi edukatif untuk pasien. Sementara TOMO CM mempermudah case manager dan puskesmas merespons keluhan pasien, mengatur jadwal kunjungan pasien, dan memvalidasi informasi minum obat pasien setiap harinya.

Tenaga media juga mampu mengobservasi keluhan pasien secara real time, melihat jadwal kontrol rutin pasien, serta memberikan rangkuman informasi minum obat dan keluhan pasien.

Sejauh ini, aplikasi TOMO telah diterapkan di RSUD dr. Moewardi, Semarang, RSUP Surakarta, dan RS Paru Respira sejak tahun 2021. Penggunanya ada di 11 kabupaten/kota di Jawa Tengah dan DIY.

Menurut Riris, TOMO akan terus dikembangan dengan peran dari Kantor Transformasi Digital, Kemenkes dengan penyusunan Application Programming Interface. (shalokalindonesia.com/voa)

Editor: erma Sari, S. pd
Ket foto: Dosen FKKMK UGM, dr. Riris Andono Ahmad, MPH Ph.D yang mengembangkan aplikasi TOMO bagi pasien TB. (Foto: Humas UGM)

Iklan
Share:

Shalokal Indonesia

Shalokal Indonesia adalah media online dibawah PT Shalokal Mediatama Indonesia dengan kantor di Kalimantan Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *